Locus : Dusun Gontiang Desa Koto Sentajo, Kec. Sentajo Raya,
Kabupaten Kuantan Singingi - Prov Riau
Permainan
anak-anak dari masa ke masa mengalami perubahan seiring dengan perkembangan
ilmu dan teknologi, pada saat ini anak-anak lebih banyak bermain melalui sarana
teknologi, perkembangan teknologi dari waktu ke waktu selalu hadir dengan inovasi
yang mutakhir, anak-anak sekarang tentu tidak akan banyak mengenal permainan
tempo dulu, karena perbedaan masa yang mengalami perubahan sesuai periodenya.
Foto : Salah satu Lokasi bermain Anak-anak saat itu
foto diambil tahun 2009
Berbagai
permainan anak-anak tempo dulu, dimana yang bermain saat itu tidak akan tahu
siapa yang menciptakan permainan yang selalu mereka mainkan, yang jelas setiap
saat seakan ada saja permainan yang bisa dilakukan, walaupun permainannya
simpel dan sederhana. namun sangat menghibur dan memberikan keceriahan bagi
anak-anak pada masanya, mulai dari permainan menantang, penuh tawa dan kadang
membuat takut para pesertanya.
Kegembiraan,
kebahagian, kesenangan dan bahkan kekecewaan dalam permainan seakan menjadi kebiasaan
bagi anak-anak saat itu, walaupun terkadang sampai emosi dan bahkan sampai
berkelahi dalam permainan, itu sudah menjadi hal yang biasa. karena anak-anak akan
selalu mendahulukan kebersamaan dan persahabatan, hari ini berkelahi besok
berteman, kembali tertawa dan bermain bersama lagi.
Permainan
anak-anak yang dilakukan saat itu, tidak akan banyak mengguna sarana yang
didatangkan atau dibeli, sarana yang ada disekitaran lingkungan akan
dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam permainan, kemandirian dan kreatifitas anak-anak
saat itu dengan sendirinya timbul pada setiap pribadi, karena sarana pendukung
akan dicari dan bahkan dibuat bersama-sama.
Permainan
anak-anak tempo dulu yang mungkin tidak banyak diketahui oleh anak-anak sekarang,
karena anak-anak dizaman teknologi sudah banyak bermain gadget, berikut
beberapa permainan tempo dulu yang membuat anak-anak terhibur, bersenang-senang
dan selalu bergembira dalam memainkannya antara lain :
1.
Aduh
Pia Api
Permainan
ini adalah permainan yang sangat sederhana sekali, karena permainan ini hanya
dibantu oleh anak korek api kotak, dimana cara bermainnya dengan mengambil anak
korek api, kemudian ditekan oleh dua jari telunjuk dengan ibu jari (puak), kemudian diadu dengan lawan yang
sama-sama memegang anak korek api, siapa yang patah lebih dulu itulah yang
kalah.
2.
Bodial-Bodial
Permainan
ini adalah permainan yang sering dilakukan pada bulan Ramadhan pada malam hari
setelah sholat taraweh, bodial-bodial
disebut juga dengan meriam bambu, dimana alat-alat dan sarana yang dibutuhkan
adalah bambu, palito, minyak tanah,
kain untuk sumbuh dan sepotong kayu kecil.
Permainan
ini sepertinya sampai sekarang masih ada walaupun tak semeriah dulu, dalam
permainan ini yang dinikmati adalah suara dentuman bak meriam, apalagi dari
kejauhan terdengar suara yang sama, seketika itulah terjadi seakan aduh besar
dentuman, suara dentuman bodial-bodial
terdengarnya cukup jauh, suara dentuman biasanya terdengar dari berbagai
lokasi, baik dalam satu desa diKoto Sentajo, maupun suara dari desa tetangga
Kampung Baru, Muaro dan Pulau Kopung sentajo, sedangkan Pulau komang agak jauh
dari Koto.
Terkadang
dalam memainkan bodial-bodial harus
menyiapkan rotan yang berfungsi sebagai pengikat ujung bambu, sebab terkadang
besarnya dentuman sewaktu-waktu bambu bisa saja pecah, maka perlu diwaspadai bagi
yang berada disekitaran bodial-bodial,
selain itu kalau tidak cekatan dalam memainkannya, alis mata bisa rontok akibat
sembaran api dari dalam bambu.
3.
Catuar
makan
Catuar/catur makan adalah permainan yang
dilakukan diatas lantai baik di atas papan atau pun diatas lantai cor, diatas
lantai papan biasanya dengan membuat garis alur sedangkan diatas lantai cor
dibuat dengan garis menggunakan kapur tulis atau arang, bahkan ada juga yang
membuat diatas papan lantai rumah secara permanen.
Permainan
dilakukan dengan membuat segi empat sama sisi, kemudian membuat beberapa garis
lurus dan menyilang didalamnya, pada dua sisi luar dibuat segitiga, dimana di
dalam segitiga tersebut dibuat beberapa garis lurus, pertemuan garis merupakan
titik simpul, dimana batu atau kertas yang digulung jadi bulat sebagai sarana
permainan
Batu
dan kertas yang digulung kecil bulat yang diletakkan pada semua titik simpul,
merupakan sebagai pembeda 2 (dua) pemain, dimana menggerakannya bergantian
ketika batu atau kertas bisa melangkahi salah satunya itulah yang dikatakan
dengan makan, terhenti ketika tak ada lagi yang bisa dilangkahi, pemenang
permainan ini adalah siapa yang lebih banyak mendapatkan batu atau kertas pihak
lawan.
4.
Dapek-dapek
an
Dapek-dapek an merupakan permainan yang menggunakan
kecepatan dalam berlari, permainan ini sangat menguras tenaga para pesertanya,
selain itu permainan ini memerlukan tempat bermain yang agak luas, dapek-dapek an terdiri dari 2 (dua)
jenis permainan yaitu dapek-dapek an
bebas dan dapek-dapek an kaliliang.
Peserta
Permainan Dapek-dapek an tidak
dibatasi, semakin banyak peserta maka akan semakin meriah dalam permainan,
permainan ini biasanya dimulai dari mencari siapa pada posisi yang kalah, pada
tempat permainan dibuat garis berbentuk melingkar atau kotak diatas tanah,
sebagai tempat berlindung, dimana ketika pemenang sudah berada didalam kotak
tidak mungkin dikejar lagi, keluar dari kotak harus bersiap berlari.
Dalam
permainan kojar-kojaran yang kalah berusahalah
sesegera mungkin menyentuh yang menang, ketika yang menang sudah tersentuh maka
berubahlah kekalahan pada yang disentuh tersebut, begitu seterusnya dan
biasanya permainan ini selesai apabila sudah banyak dari peserta yang menyerah.
Perbedaan
Dapek-dapek an Bebas dengan Dapek-dapek an kaliliang adalah dapek-dapek an kaliliang menggunakan
jalur diatas tanah yang digaris pinggir ke pinggirnya, jarak kedua garis
tersebut sekitar 1 (satu) meter, dimana garis tersebut terhubung ke garis lingkaran
atau kotak tempat berlindung, siapa yang keluar garis baik sambil berlari atau
tidak, maka akan dinyatakan kalah.
5.
Dapek-dapek
an Manyolam
Dapek-dapek an Manyolam dilakukan didalam air, biasanya
dilakukan didanau atau sungai, umumnya permainan ini dilakukan didanau karena
permainan ini biasa dilakukan pada air yang tenang atau tidak mengalir,
kedalaman airnya minimal 1,5 M, kalau dangkal akan sulit untuk menyelam.
Sama
halnya dengan dapek-dapek an siapa
yang tersentuh akan kalah, permainan ini akan memerlukan ketahanan sesorang
dalam menyelam, orang yang tahan dalam menyelam akan sulit untuk didapati, tapi
walau pun demikian, yang kalah harus rajin bergerak, karena arah sulit ditebak kadang
yang menyelam tepat naik kepermukaan berpapasan dengan yang kalah.
6.
Dapek-dapek
an tiang
Permainan
ini biasanya disesuaikan dengan jumlah tiang, kalau tiang 8 (delapan) berarti
pesertanya 9 (sembilan) ditambah 1 (satu) yang kalah, semua peserta yang menang
berlari sambil tukaran tiang yang terpegang, ketika yang kalah dapat menyentuh
tiang dengan syarat tangan yang menang tidak lagi bersentuhan dengan tiang,
maka berubalah yang kalah.
Permainan
ini sering dilakukan dibawah kolong rumah, karena rumah pada saat itu rata-rata
masih rumah panggung dan sampai sekarang pun rumah khususnya didusun gontiang
desa Koto Sentajo Rumah panggung tersebut masih bertahan, terutama rumah godang
sebagai rumah adat yang tidak boleh dirubah bentuk pondasinya, namun rata-rata
ketinggiannya sudah berubah, saat ini kolongnya tidak leluasa seperti sedia
kala.
7.
Gasiang
Gasiang atau gasing adalah permainan yang
dilakukan dengan mememutar suatu benda dengan tali, permainan ini mungkin sudah
tidak asing bagi anak-anak berbagai masa, namun ada yang unik bagi anak-anak
tempo dulu tarkait gasing ini yaitu saat membuat gasing, dimana antan yang digunakan orang tua untuk
menumbuk padi sering hilang dan tambah pendek, anak-anak saat itu untuk
memiliki gasing rata-rata dibuat sendiri dengan bahan yang bagus dari antan tersebut.
8.
Jungkek-jungkek
an
Jungkek-jungkek an adalah permainan yang dilakukan pada papan keseimbangan, saat ini
permainan jungkek-jungkek an
sepertinya mudah untuk dijumpai, kalau ingin mencoba permainan ini silakan
datangi Taman Kanak-kanak terdekat disekitar anda, karena permainan ini
rata-rata disenangi anak-anak, bedanya permainan yang dulu dengan sekarang,
jelas sekarang lebih berwarna, nyaman dan modern.
9.
Kalereng
Permainan
ini masih eksis sampai sekarang, sehingga anak-anak dari berbagai generasi
cukup mengenal permainan ini, perbedaannya paling anak-anak sekarang tidak akan
menyimpan kalereng/guli yang sudah retak, dulu jangankan retak yang sudah
sempak saja masih disimpan.. he..he..he...
Pembaca yang budiman,...Pernahkah
melihat kerbau main kelereng?
10. Kas
Dabuang
Kas dabuang atau Kasti adalah permainan dengan
mengunakan bola tenis lebih tepatnya, tapi anak-anak dizaman itu sulit untuk
mendapatkan bola tersebut, lalu bagaimana anak-anak saat itu untuk mendapatkan bola
kasti, anak-anak saat itu membuat sendiri bolanya, dengan menggunakan getah
karet yang dibentuk menjadi sebuah bola.
Dalam
bermain terdapat 2 (dua) tim dimana tim yang kalah, biasanya menunggu bola yang
akan dipukul oleh tim yang menang, setelah memukul, pemukul berlari menuju
ujung permainan, begitu juga yang diujung berlari menuju pangkal permainan,
yang kalah harus berusaha mendapatkan bola pukulan untuk dilemparkan pada
peserta pemenang yang berlari...dabuang e
sampai konai....
11. Kojai
Kojai atau gelang karet yang merupakan sarana
utama dalam permainan ini, dimana permainan kojai
yang sering dilakukan saat itu yaitu kojai
ombui dan Kojai potiang, kemudian
kojai potiang tarbagi dalam 2 (dua) permainan yaitu yang bertempat dilantai
dan permainan yang digantung pada dinding.
Kojai ombui dimainkan oleh dua orang peserta,
dimana permainan ini biasanya dilakukan dilantai yang permukaannya datar, dengan
saling berhadapan pada posisi seperti merangkak, dengan jarak yang telah
disepakati, masing-masing meletakkan 1 (satu) kojai dihadapannya, kemudian saling bergantian meniup kojai tersebut, siapa yang dari
tiupannya kojai saling bertindihan lebih
dulu dialah yang menang.
Kojai potiang yang dilakukan dilantai dengan membuat garis
kotak kecil dilantai, kemudian masing-masing peserta iuran kojai, peserta permainan kojai
potiang harus memiliki kojai yang
banyak, sebab kalau sedikit permainan
tidak akan seru, setelah iuran peserta terkumpul kojai disusun vertikal, kojai
yang tersusun siap untuk ditembak dengan menggunakan beberapa kojai yang telah dipilih sebelumnya
sebagai kojai Penembak (kojai yang putus rendam ke minyak
tanah,,,,he he he..), penembakan dilakukan dari jarak yang telah ditentukan.
Tembakan
peserta terhadap kojai yang disusun keluar
dari kotak dan melewati garis, itulah kemenangannya, posisi menembak yang bagus
untuk kojai potiang dilantai adalah manangkuik, tujuannya agar mudah dalam manenok dan kalau tepat sasaran kojai akan balengkor keluar garis berbentuk kotak tersebut, perbedaannya
dengan didinding hanya kajai digantung
pada lidi yang ditempel dinding, menembak pada posisi berdiri, yang jatuh akibat
ditembakan itulah kemenangannya.
Kojai ombui biasanya dilakukan oleh peserta yang kojai sebagai modal permainannya kandas
atau tinggal sedikit, sehingga harus mencari modal kembali, walaupun lama dalam
permainan, namun ketika nasib lagi baik, lama kelamaan kojai akan terkumpul, dalam permainan kojai ombui ini sangat diperlukan sekali kesabaran pemainnya.
12. Lantiang-lantiangan
luluak
Lantiang-lantiangan luluak adalah permainan yang berada
disawah, sebaiknya sawah tempat bermain
tersebut tidak terlalu banyak air dan tidak terlalu kering, kondisi tanah yang
mudah dikepal dan sedikit berair, memudahkan peserta mengambil amunisi dengan
cepat, kemudian dilemparkan ke arah kawan sebagai lawan sambil berlari ditengah
sawah yang berlumpur, hanya satu tempat berlindung disawah yaitu tobek.
13. Lotuak-lotuak
Lotuak-lotuak permainan yang menggunakan pelepah daun
pisang, dimana pelepah daun pisang, biasa permainan ini dilakukan apabila ada
yang mengambil daun pisang, untuk keperluan-keperluan seperti maibek nasi, Puluik tungkui, lopek dan lain-lain, maka pelepahnya dimanfaatkan
oleh anak-anak untuk bermain.
14. Lotui-lotuian Barandas
Lotui-lotuian Barandas adalah permainan dengan menggunakan barandas yang ikatkan pada kayu Ø ± 3,0 CM sepanjang ± 30 CM, barandas adalah penutup aliran minyak
paling atas pada lampu strongkeng, permainan ini akan mengeluaran bunyi seperti
suara mercon, agar bisa berbunyi barandas
diisi dengan belerang korek api, kemudian ditutup dengan paku tumpul,
selanjutnya ditokokkan pada benda keras, seperti batu, tembok beton, kayu dan
lain-lain.
15. Lubang
Permainan
ini dengan mengunakan bola sejenis bola tenis, dengan membuat lobang seukuran
bola yang bisa masuk, semua peserta berada dalam garis berbentuk kotak dan
memiliki lobang masing-masing, satu orang melakukan dorongan bola ke arah
bariasan lobang, ketika bola masuk lobang peserta harus berlari keluar garis,
namun bagi pemilik lobang yang dimasuki bola, akan menjadi pelempar bola pada
peserta yang berlari keluar garis.
16. Olang-olang
Olang-olang sama dengan layang-layang, mungkin
permainan ini masih familiar sampai sekarang, sebab permainan ini sekarang
masih dijumpai dimana-mana, permainan olang-olang
dikenegerian Sentajo ada musimnya, dimana musim olang-olang biasanya mengikuti musim baladang sambil gembala
kerbau, Musim jagung dan musim botiak, serunya permainan ini apabila olang-olang Togak tali, manggonjuar dan ketika
angin kuat menyebabbkan olang-olang
putus benangnya.
17. Luncuar-luncuaran mandayang
Luncuar-luncuaran mandayang merupakan permainan yang dilakukan
pada kontur berbukit, pangkal dari permainan biasanya dari atas bukit dan
ujungnya titik paling bawah biasanya sawah, sudut kemiringan permainan ± 45
Derjat bahkan lebih, semakin curam sebenarnya akan semakin menantang bagi para
pesertanya.
Permainan
ini menggunakan mandayang, sebelum permainan
dimulai, arena tempat bermain yang curam dengan panjang bervariasi ± 50 M dari
elevasi tinggi sampai ke rendah disiapkan terlebih dahulu, locah yang ada disawah diangkat dan diletakkan pada lintasan dari
atas sampai kebawah, makin banyak locah
ditaburi dilintasan makin seru permainan.
Setelah
arena selesai ditaburi locah maka
permainan dapat dimulai, dengan menunggangi mandayang,
maka meluncurlah dari atas bukit sampai
ke sawah yang berair, permain ini akan semakin seru apabila diatas 1 (satu) mandayang ditunggangi oleh lebih dari 2
(dua) orang, meluncurnya akan semakin cepat dan ditunggu oleh sawah yang
berlumpur.
18. Mancari lidi
Mancari lidi merupakan permainan dengan menggunakan
lidi yang dipotong pendek ± 2,5 CM, dengan membuat lingkaran Ø ± 100 CM
dipermukaan tanah, dimana masing-masing peserta memegang satu lidi, lidi ditanam pada lingkaran yang
telah dibuat dan tidak boleh keluar dari lingkaran.
Setelah
lidi ditanam, maka peserta yang kalah akan mencari lidi yang ditanam tersebut, tidak
ada pembatasan peserta permainan, namun semakin sedikit pesertanya, maka akan
semakin lama mencari lidi yang ditanam, bisa saja mencari tidak menemukan lidi
tersebut, ketika 1 (satu) pun tidak ditemukannya, yang menang mengajukan
pertanyaan “la kokal?” kalau dijawab
belum, maka terus dicari, kalau dijawab sudah permainan diulang, pada posisi
yang kalah tetap.
19. Maneko dalam golok
Maneko dalam golok adalah permainan yang dilakukan dalam
ruangan tanpa ada penerangan, permainan ini adalah dengan memegang peserta yang
ada dalam kegelapan ruangan dan yang kalah ketika terpegang salah seorang
peserta, maka harus sebut nama, ketika sudah terpegang dan nama sudah benar,
maka kekalahan berpindah, peserta cewek cowok loh,..kebayang asyiknyakan?,.he..he..he...
20. Manyolam
Manyolam atau
menyelam adalah permainan daya tahan peserta dalam air tanpa ada bantuan
peralatan menyelam, dalam permainan ini usahakan jangan sampai lome, kalau lome maka tidak akan maksimal untuk bertahan dalam air, agar jangan
lome maka usahakan jangan banyak
pergerakan dalam air.
21. Nas
Nas adalah permainan dengan membuat garis berbentuk kotak
diatas atas permukaan tanah, dengan ukuran sekitar 2,5 M x 4 M, dimana dalam
garis yang berbentuk persegi panjang tersebut, dibuat 2 (dua) garis sejajar
diawal besaran sama, garis ketiga ruangnya agak besar dari garis 1 dan 2,
kemudian buat garis berbentuk angka x dari sudut kesudut, garis ke 4 untuk
kotak dibagi 2 dan digaris tengah, kemudian garis ke 4 ke garis ujung akhir
merupakan ruang bebas.
Permainan
ini menggunakan bekas piring kaca yang sudah pecah atau ada juga menggunakan
marmer, piring kaca dan marmer di bentuk dengan ukuran Ø ± 4 CM, piring dan
marmer yang sudah dibentuk tersebutlah yang dinamakan Nas, selain bentuk kotak diatas ada juga permainan Nas ini dengan
bentuk garis kotak lain, pokoknya dalam permainan ini harus kuat site-site.
22. Oto-otoan
Oto-otoan atau mobil-mobilan adalah permainan
yang dibuat dari bambu sebagai bahan utama, ditambah dengan kayu, besi plat
tipis (per) biasanya digunakan sebagai klaim katak papan untuk buah, tarompa untuk roda dan gotah tariak sebagai pengikat semua
bahan yang diperlukan untuk oto-oto.
Bahan
disesuaikan dan dirangkai dengan gotah
tariak sebagai pengikatnya,
setelah selesai oto-oto baru
dimainkan dengan cara didorong dari belakang, dengan menggunakan kayu ukuran Ø ±
1,5 CM, dengan panjang ± 150 CM,
dimana kayu tersebut berfungsi sebagai pengendali atau stiyuar.
23. Pacu jarombok
Pacu jarombok adalah permainan yang dilakukan didanau
dengan permukaan danau yang berlumpur, permainan ini dilakukan ketika air danau
sedang surut, dimana kedalaman air diperkirakan 50 sampai 75 Cm, para peserta
dalam berpacu mengutamakan kekuatan kedua kaki dengan cara berlari, tapi
bukanlah berlari pada posisi berdiri, berlari seperti posisi menerkam dengan
variasi tangan yang harus seimbang. Panjang lintasan menyesuaikan terkadang
sampai 150 M.
24. Pacu kain sarung
Pacu kain sarung adalah permainan yang dilakukan sebelum
mengaji atau sesudah mengaji disurau, mengapa sebelum mengaji dan sesudah
mengaji? Karena anak-anak dulu pada zamannya mengaji ke surau memakai kain
sarung, Jarang yang memakai salowar panjang
(salowar pendeknye batumbok lo), maka
dimanfaatkanlah kain sarung sebagai pendukung permainan.
Permainan
dilakukan dengan menyambung kain ke pinggang kawan yang didepan, begitu
seterusnya berurut kebelakang saling menyambungkan kain kepinggang
masing-masing, jika 1 (satu) kelompok peserta 6 (enam) orang, maka memerlukan
kain sarung sebanyak 5 (lima) helai, kelompok lain melakukan hal yang sama.
Setelah
dua kelompok tersebut dengan kain sudah saling tersambung dipinggang, maka
bersiaplah untuk berlari, posisi ditengah adalah posisi yang paling tidak
nyaman, karena jika didepan kencang, belakang lambat dalam berlari, maka saat itulah
yang tengah bisa terjatuh dan bahkan sampai terseret-seret, sungguhpun demikian
anak-anak saat itu memiliki kepuasan tersendiri terhadap apa yang dilakukannya,
setelah main pulang kerumah dimarahi mondek
pulak, karena kain sudah bau Ranguik.
25. Penar
Penar adalah permainan melempar dengan sendal
ke sasaran, biasanya menggunakan sendal swallow,
sasaran yang dilempar dari jarak tertentu itulah yang disebut penar, yang dibuat dengan lipatan yang
rapi dari bungkus rokok, masing-masing
bungkus rokok punya nilai dan point, tertinggi kerendah secara berurut yaitu
Dji sam soe, Filtra, Surya, Djarum, 555, Bentoel, Ardath, Gudang Garam merah, Kansas,
dan Soor (koreksi kalau kurang tepat atau ada yang tidak termasuk).
26. Sarimbang
Sarimbang adalah permainan yang pergerakannya
seperti main raga, dimana pada main raga menggunakan bola dari anyaman rotan,
namun beda dengan permainan sarimbang
yaitu dengan menggunakan tanaman kecil dengan daun yang hijau, dimana tanaman
berdaun disusun dan diikat dengan karet.
Adakah yang masih ingat nama tanaman permainan sarimbang?
Bantu
lengkapi ya...... trim’s
27. Sembar
Sembar adalah permainan menggunakan tim, dimana 1
(satu) tim terdiri dari 2 (dua) orang, permainan ini dilakukan dengan memburu dan
menangkap peserta yang berkeliaran, kemudian dimasukkan kedalam kotak atau
lingkaran yang sudah dibuat diatas tanah,
tim yang kalah mengejar dan memburu peserta tim yang menang, setelah
dapat dibawak kedalam kotak atau lingkaran sekapan.
Permainan
dimulai dari menentukan tim yang kalah, ketika jumlah peserta 20 (dua puluh)
orang, berarti akan terdapat 10 (sepuluh) tim dalam permainan, 1 (tim) yang
kalah dan 9 (sembilan) tim yang menang, setelah ada tim yang kalah, maka
permainan dimulai dengan melepas 9 (sembilan) tim atau setara dengan 18
(delapan belas) orang keluar dari garis lingkaran atau kotak sekapan.
Permainan
biasanya dilakukan pada radius yang dibatasi dari tempat sekapan, setelah semua
keluar dari tempat sekapan (dalam garis lingkaran atau kotak), maka tim yang
kalah memulai untuk menangkap yang menang tersebut, setelah ada yang dapat kemudian dibawak
ketempat sekapan, saat itulah salah satu dari yang kalah harus menjaga tempat
pengumpulan atau sekapan dan satunya lagi mencari untuk menagkap peserta yang
lainnya.
Tujuan
tempat sekapan atau pengumpulan orang-orang yang sudah dapat dijaga, agar
peserta yang menang yang belum dapat tidak memberikan bantuan pada peserta yang
sudah dikumpulkan tersebut, pesarta yang masih berkeliaran diluar tempat
pengumpulan akan selalu berusaha membantu kawan atau peserta lain yang sudah
ada dalam sekapan, yang menjaga perlu sekali kehatian-hatian, karena bantuan
bisa saja datang dari berbagai penjuru.
Bantuan
bagi pesarta yang disekap dalam garis lingkaran atau kotak, bisa terjadi
apabila peserta yang masih berkeliaran (belum tertangkap), akan berusaha sambil
berlari memegang peserta yang ada dalam sekapan, apabila ada peserta sekapan yang
tersentuh, maka yang tersentuh tersebut akan keluar dan harus ditangkap
kembali, begitu seterusnya, tim yang kalah akan berubah, apabila semua peserta
sudah didapat, siapa yang lebih dulu didapat atau ditangkap maka itulah tim
yang kalah berikutnya.
28. Satinjak
Satinjak Adalah permainan yang menggunakan kayu
atau bambu, permainan ini sepertinya masih ada sampai sekarang, berbagai
sebutan untuk permainan ini seperti egrang,
Jangkungan, Marjalengkat dan
lain-lain, pasti pembaca tahukan?,... hati-hati kalau bermain satinjak jangan sampai jatuh balompin dan tado’ek ya!, He..he..he......
29. Sondok-sondok an
Sondok-sondok an adalah permainan mencari orang yang
bersembunyi, nama lain yang umum untuk permainan ini adalah Petak umpet, untuk mengetahui lebih detail bagaimana cara permainan sondok-sondok an dikenegerian Sentajo,
kebetulan sudah ada artikelnya dan bisa diketahui lebih jauh tentang permainan
ini, silakan dibaca pada blog https://nafriandiaddress.blogspot.com/2019/07/sondok-sondok-permainan-anak-anak-desa.html,
yang
pernah ditulis sebelumnya.
30. Talele
Talele atau Patok lele merupakan permainan yang dilakukan dengan mengunakan
kayu, permainan ini sangat simpel, tapi perlu kecermatan dan kehati-hatian bagi
para pemainnya, terutama bagi peserta yang menunggu pukulan terhadap potongan
kayu, kalau tidak hati-hati dan cekatan dalam menangkap, potongan kayu yang
dipukul biasa nyasar kebagian tubuh mana saja.
31. Tam-tam buku
Tam-tam buku, selerek tiang batu, patah
dinding patah paku, anak belakang tangkap satu, begitu lirik lagu dalam permainan ini
(ada yang tau siapa pencipta lagu ini?), permainan ini adalah untuk membuat 2
(dua) kelompok bermain, dimana terlebih dahulu ditentukan masing-masing ketua
regunya. Ketua regu inilah yang harus dikuti.
Ketua
regu saling berhadapan, dengan kedua posisi tangan lurus dan ditempatkan pada bahu
kawan dihadapan masing-masing, sambil menyanyikan lirik lagu diatas, peserta
yang lain berjalan berkeliling dengan melewati pada bawah tangan ke 2 (dua)
ketua yang saling berhadapan tersebut, diakhir lagu akan ada satu orang yang
terkurung diantara tangan keduanya.
Orang
yang terkurung baru bisa keluar apabila telah memilih salah satu dari kedua
orang sebagai ketua tim, setelah dipilih maka yang memilih tadi berdiri
dibelakang dipilihannya, nyanyian diteruskan untuk peserta selanjutnya, sampai
peserta yang berkeliling tersebut habis dan bergabung pada salah satu tim,
ya... kayaknya seperti pemilihan langsunglah,..tapi sambil bernyanyi..
asyikkan?....
32. Tejun-tejunan
Tejun-tejunan adalah permainan yang lazimnya
dilakukan pada musim banjir, dimana para penikmat permainan ini tak peduli
pokok kayu apapun yang ada disekitar lokasi, selagi bisa dipanjat pasti
dilakukan untuk mencapai ketinggian pohon, tidak sedikit dari mereka yang
sampai keujung dahan, semakin tinggi tempat terjun, maka akan semakin puas dalam
bermain.
Terkadang
ketinggian pohon mencapai 15 sampai 20 meter dari permukaan air, mau terjun
terkadang harus memerlukan tenaga yang ekstra untuk lompatan, sebab
ranting-ranting yang ada dibawahnya harus bisa terlewati, tujuannya agar jangan
sampai menyangkut pada dahan-dahan dibawahnya, kebetulan saat itu belum
semodern sekarang, sehingga tidak bisa didokumentasikan.
33. Teko-tekoan
dalam kain saruang
Teko-tekoan dalam kain saruang adalah permainan menggunakan kain
sarung, dimana pesertanya masuk dalam kain sarung, kemudian salah satu dari
peserta menebak orang yang ada dalam kain sarung tersebut, boleh dipegang tapi
bagian tertentu ya, setelah orang yang diperkirakan diyakini silakan sebut
nama, permainan ini agak gampang-gampang susah, karena saat itu anak-anak
sama-sama karempeng, sehingga sulit
untuk dibedakan.
34. Tembak-tembak an
Tembak-tembak an atau perang-perangan adalah permain
yang dilakukan dengan menggunakan bahan dari bambu dan kayu, bambu berukuran Ø ±
1,0 CM dengan lubang Ø ± 0,5 CM, dengan memasukan kertas (yang bagus itu kertas
koran) basah, kedalam lobang yang kemudian ditembakkan mendorong dengan kayu
atau bambu yang sesuai dengan ukuran lobang.
Tembak-tembak an dengan bahan dari kayu atau papan yang
dibentuk seperti pistol, permainan ini agak berbahaya, karena permainan ini
sebagai pelurunya adalah anak korek api kayu, yang ketika mau ditembakkan ke
sasaran, harus dihidupkan dulu melalui kotak korek api yang selalu terpegang
ditangan.
35. Tuja
Tuja adalah permain mengunakan kayu yang diruncing dengan panjang
± 50 CM, dengan Ø ± 3,0 CM, permainan
dilakukan dengan menancapkan kayu ke tanah, kayu yang tegek lurus akan menjadi
pemenang, kemudian yang kalah siap untuk di pangkah,
dimana yang kalah menancapkan kayunya, untuk dipangkah oleh yang menang, siapa
yang tegak lebih lurus, maka akan bergantian me mangkah nya.
36. Yeye
Yeye merupakan permainan yang dilakukan dengan mengunakan karet
gelang yang dirangkai atau disambung-sambung, menjadi bentuk tali, permainan yeye mungkin masih akrab ditelinga
anak-anak sampai sekarang, namun permainan yeye
mungkin sudah jarang dan bahkan tidak ada dilakukan anak-anak, karena anak-anak
zaman sekarang permainannya sudah berpindah ke elusan gadget.
Permainan
yeye dilakukan dengan melopati tali
dengan jangkauan kaki yang dipegang oleh 2 (dua) orang, dari ujung ke ujung
tali, dimana permainan dilakukan dengan melopati posisi tali terendah, dimulai
dari tali pada posisi mata kaki, lutut, pinggang, dada, bahu, telinga, atas
kepala, dan merdeka, merdeka adalah posisi tali tertinggi diujung jari dengan
tangan berdiri lurus ke atas, permainan ini didominasi oleh anak-anak
perempuan.
untuk
Permainan yang memerlukan arena yang agak luas, agar leluasa dalam berlari dan
bergerak, dimana pada dusun gontiang desa Koto sentajo ada 3 (tiga) tempat
permainan yang selalu digunakan yaitu dihalaman rumah godang Suku Tanjung, halaman rumah godang suku Caniago dan halaman rumah godang suku Malayu.
Ada
beberapa permainan yang diikuti oleh anak-anak remaja bahkan dewasa seperti
permainan bodial-bodial, tejun-tejunan dan lainnya, beberapa
permainan hanya didominasi oleh anak-anak laki-laki seperti tejun-tejunan, pacu jarombok, dan lainnya, namun sungguhpun demikian rata-rata permainan diatas anak-anak
perempuan pasti ada yang memainkannya walaupun didominasi oleh laki-laki.
Permainan
akan lebih mengasyikkan apabila dilakukan saat musim buah-buahan, baik
buah-buahan yang umum kita jumpai, maupun buah-buahan lain yang bisa dimakan saat
permainan berlangsung seperti gubiak-gubiak,
buah aro, kayu kolek, garuntang,mentimun moncik dan buah-buahan lainnya, apalagi musim mambetiah jaguang, pokoknya semua permainan sungguh indah bagi anak-anak
saat itu, kesederhanaan dan apa adanya tidak akan menjadi pengahalang bagi
anak-anak dalam menjalankan aktifitas kesehariannya.
Mudah-mudahan
pada 5 (lima) Desa dikenegerian Sentajo, permainan diatas tidak ada perbedaan,
kalaupun ada perbedaan saya yakin tidak akan terlalu signifikan dalam proses
dan cara bermainnya, karena kebetulan penulis saat itu lahir dan berdomisili
didesa Koto Sentajo, apalagi seumuran 12 tahun kebawah Kampung baru Sentajo
saja terasa jauh, apalagi Desa Muaro, Pulau Komang dan Pulau Kopung, sehingga
tidak bisa untuk mengetahui persis permainan anak-anak seumuran di 4 (empat)
desa lainnya.
Jika
ada nama permainan dan cara bermain yang kurang tepat, mohon dikoreksi, karena
penulis tidaklah pada memfokuskan diri terhadap tata cara bermainnya, namun
lebih kepada sekedar menginformasikan dan mengingat kembali jenis-jenis
permainan tempo dulu dikenegerian Sentajo, sehingga para pembaca tidak terlalu memahami
cara bermain yang tersaji pada artikel ini, sambil diskusi silakan pembaca
koreksi dan lengkapi tata cara bermain masing-masing permainan diatas.
Bahasa
masing-masing permainan menggunakan bahasa tempatan di kenegerian Sentajo
Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi (dulu Kenegerian Sentajo
Kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Indragiri Hulu), jika ada kesamaan permainan
ditempat masing-masing silakan meneysuaikan, mungkin berbagai permainan diatas
ada ditempat kalian dengan nama yang berbeda.
Dengan
kemajuan teknologi, permainan anak-anak dari masa ke masa mengalami perubahan,
sungguhpun demikian adanya, permainan masing-masing masa dan periode ketika
kita anak-anak, biarlah menjadi catatan sejarah masa kita masing-masing, untuk
dapat dikenang dan diingat kembali, semuanya akan menjadi sebuah cerita yang
pernah ada dikala kita sudah tua.
Mohon maaf jika ada bahasa dan kesalahan dalam kata atau
bahasa tidak sesuai dengan maksud cerita, sekali lagi mohon koreksinya,.
25
April 2020 M
02
Ramadhan 1441 H
Penulis :
N a
f r i a n d i
Anak Jati diri yang dilahirkan tahun
1974 dan dibesarkan di Koto Sentajo
Sekarang Tinggal dan Beraktifitas di
Pematang Reba – Rengat Barat.
Kabupaten Indragiri Hulu.
Palito
= lampu teplok
Salerek
= sebaris
Kaliliang
= keliling
kojar-kojaran
= berlari
ombui
= tiup
Potiang
= Menembak dengan gelang karet
Manangkuik
= Tiarap
Manenok
= bidik
Balengkor
= bergulung
Tobek
= Pematang Sawah
Maibek
= membungkus
Puluik
Tungkui = Pulut/ketan bungkus (makanan khas Kuansing)
Lopek
= Lepat (makanan)
Togak
tali = layang-layang sejajar vertikal dengan yang megang tali
Manggonjuar
= mengulur benang
Baladang
= musim tanam padi
Botiak
= sejenis timun yang ada pada sekitar batang padi yang telah dituai (Jerami).
Mandayang
= Pangkal pelepah dahan daun kelapa
Locah
= Tanah lumpur
La
kokal = nyerah? Sudah ngaku?
Lome
= air masuk ke mulut melalui hidung
Site-site
= berjalan sambil loncat dengan mengangkat 1 (satu).
Tarompa
= Sendal
Gotah
tariak = Getah kering yang diambil dari pokok karet bekas sadapan
Stiyuar
= Stir
Salowar
= Celana
Batumbok
= ditambal
Mondek
= ibu (orang tua)
Ranguik
= Bau tak sedap dan lembab.
Balompin
= Jatuh dengan tubuh berbunyi.
Tado’ek
= Jatuh langsung tertegun
Karempeng
= Kurus
Antan
= kayu Penumbuk padi untuk menjadikan beras
Wynn Hotel and Casino - MapYRO
BalasHapusFind out what's 군산 출장안마 popular at Wynn Las Vegas and 남양주 출장샵 nearby. Complete casino information, 밀양 출장샵 reviews, and photos. 태백 출장샵 Search by city, state, 속초 출장마사지 and ZIP.