Sabtu, 25 April 2020

BERBAGAI PERMAINAN ANAK-ANAK MASA LALU DIKENEGERIAN SENTAJO

    Locus : Dusun Gontiang Desa Koto Sentajo, Kec. Sentajo Raya, 
Kabupaten Kuantan Singingi - Prov Riau   


Permainan anak-anak dari masa ke masa mengalami perubahan seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, pada saat ini anak-anak lebih banyak bermain melalui sarana teknologi, perkembangan teknologi dari waktu ke waktu selalu hadir dengan inovasi yang mutakhir, anak-anak sekarang tentu tidak akan banyak mengenal permainan tempo dulu, karena perbedaan masa yang mengalami perubahan sesuai periodenya.



Foto : Salah satu Lokasi bermain Anak-anak saat itu
foto diambil tahun 2009 


Berbagai permainan anak-anak tempo dulu, dimana yang bermain saat itu tidak akan tahu siapa yang menciptakan permainan yang selalu mereka mainkan, yang jelas setiap saat seakan ada saja permainan yang bisa dilakukan, walaupun permainannya simpel dan sederhana. namun sangat menghibur dan memberikan keceriahan bagi anak-anak pada masanya, mulai dari permainan menantang, penuh tawa dan kadang membuat takut para pesertanya.

Kegembiraan, kebahagian, kesenangan dan bahkan kekecewaan dalam permainan seakan menjadi kebiasaan bagi anak-anak saat itu, walaupun terkadang sampai emosi dan bahkan sampai berkelahi dalam permainan, itu sudah menjadi hal yang biasa. karena anak-anak akan selalu mendahulukan kebersamaan dan persahabatan, hari ini berkelahi besok berteman, kembali tertawa dan bermain bersama lagi.

Permainan anak-anak yang dilakukan saat itu, tidak akan banyak mengguna sarana yang didatangkan atau dibeli, sarana yang ada disekitaran lingkungan akan dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam permainan, kemandirian dan kreatifitas anak-anak saat itu dengan sendirinya timbul pada setiap pribadi, karena sarana pendukung akan dicari dan bahkan dibuat bersama-sama.

Permainan anak-anak tempo dulu yang mungkin tidak banyak diketahui oleh anak-anak sekarang, karena anak-anak dizaman teknologi sudah banyak bermain gadget, berikut beberapa permainan tempo dulu yang membuat anak-anak terhibur, bersenang-senang dan selalu bergembira dalam memainkannya antara lain :

1.    Aduh Pia Api

Permainan ini adalah permainan yang sangat sederhana sekali, karena permainan ini hanya dibantu oleh anak korek api kotak, dimana cara bermainnya dengan mengambil anak korek api, kemudian ditekan oleh dua jari telunjuk dengan ibu jari (puak), kemudian diadu dengan lawan yang sama-sama memegang anak korek api, siapa yang patah lebih dulu itulah yang kalah.

2.    Bodial-Bodial

Permainan ini adalah permainan yang sering dilakukan pada bulan Ramadhan pada malam hari setelah sholat taraweh, bodial-bodial disebut juga dengan meriam bambu, dimana alat-alat dan sarana yang dibutuhkan adalah bambu, palito, minyak tanah, kain untuk sumbuh dan sepotong kayu kecil.

Permainan ini sepertinya sampai sekarang masih ada walaupun tak semeriah dulu, dalam permainan ini yang dinikmati adalah suara dentuman bak meriam, apalagi dari kejauhan terdengar suara yang sama, seketika itulah terjadi seakan aduh besar dentuman, suara dentuman bodial-bodial terdengarnya cukup jauh, suara dentuman biasanya terdengar dari berbagai lokasi, baik dalam satu desa diKoto Sentajo, maupun suara dari desa tetangga Kampung Baru, Muaro dan Pulau Kopung sentajo, sedangkan Pulau komang agak jauh dari Koto.

Terkadang dalam memainkan bodial-bodial harus menyiapkan rotan yang berfungsi sebagai pengikat ujung bambu, sebab terkadang besarnya dentuman sewaktu-waktu bambu bisa saja pecah, maka perlu diwaspadai bagi yang berada disekitaran bodial-bodial, selain itu kalau tidak cekatan dalam memainkannya, alis mata bisa rontok akibat sembaran api dari dalam bambu.
        
3.    Catuar makan

Catuar/catur makan adalah permainan yang dilakukan diatas lantai baik di atas papan atau pun diatas lantai cor, diatas lantai papan biasanya dengan membuat garis alur sedangkan diatas lantai cor dibuat dengan garis menggunakan kapur tulis atau arang, bahkan ada juga yang membuat diatas papan lantai rumah secara permanen.

Permainan dilakukan dengan membuat segi empat sama sisi, kemudian membuat beberapa garis lurus dan menyilang didalamnya, pada dua sisi luar dibuat segitiga, dimana di dalam segitiga tersebut dibuat beberapa garis lurus, pertemuan garis merupakan titik simpul, dimana batu atau kertas yang digulung jadi bulat sebagai sarana permainan

Batu dan kertas yang digulung kecil bulat yang diletakkan pada semua titik simpul, merupakan sebagai pembeda 2 (dua) pemain, dimana menggerakannya bergantian ketika batu atau kertas bisa melangkahi salah satunya itulah yang dikatakan dengan makan, terhenti ketika tak ada lagi yang bisa dilangkahi, pemenang permainan ini adalah siapa yang lebih banyak mendapatkan batu atau kertas pihak lawan.
         
4.    Dapek-dapek an

Dapek-dapek an merupakan permainan yang menggunakan kecepatan dalam berlari, permainan ini sangat menguras tenaga para pesertanya, selain itu permainan ini memerlukan tempat bermain yang agak luas, dapek-dapek an terdiri dari 2 (dua) jenis permainan yaitu dapek-dapek an bebas dan dapek-dapek an kaliliang.

Peserta Permainan Dapek-dapek an tidak dibatasi, semakin banyak peserta maka akan semakin meriah dalam permainan, permainan ini biasanya dimulai dari mencari siapa pada posisi yang kalah, pada tempat permainan dibuat garis berbentuk melingkar atau kotak diatas tanah, sebagai tempat berlindung, dimana ketika pemenang sudah berada didalam kotak tidak mungkin dikejar lagi, keluar dari kotak harus bersiap berlari.

Dalam permainan kojar-kojaran yang kalah berusahalah sesegera mungkin menyentuh yang menang, ketika yang menang sudah tersentuh maka berubahlah kekalahan pada yang disentuh tersebut, begitu seterusnya dan biasanya permainan ini selesai apabila sudah banyak dari peserta yang menyerah.

Perbedaan Dapek-dapek an Bebas dengan Dapek-dapek an kaliliang adalah dapek-dapek an kaliliang menggunakan jalur diatas tanah yang digaris pinggir ke pinggirnya, jarak kedua garis tersebut sekitar 1 (satu) meter, dimana garis tersebut terhubung ke garis lingkaran atau kotak tempat berlindung, siapa yang keluar garis baik sambil berlari atau tidak, maka akan dinyatakan kalah.
                
5.    Dapek-dapek an Manyolam

Dapek-dapek an Manyolam dilakukan didalam air, biasanya dilakukan didanau atau sungai, umumnya permainan ini dilakukan didanau karena permainan ini biasa dilakukan pada air yang tenang atau tidak mengalir, kedalaman airnya minimal 1,5 M, kalau dangkal akan sulit untuk menyelam.
Sama halnya dengan dapek-dapek an siapa yang tersentuh akan kalah, permainan ini akan memerlukan ketahanan sesorang dalam menyelam, orang yang tahan dalam menyelam akan sulit untuk didapati, tapi walau pun demikian, yang kalah harus rajin bergerak, karena arah sulit ditebak kadang yang menyelam tepat naik kepermukaan berpapasan dengan yang kalah.    

6.    Dapek-dapek an tiang

Permainan ini biasanya disesuaikan dengan jumlah tiang, kalau tiang 8 (delapan) berarti pesertanya 9 (sembilan) ditambah 1 (satu) yang kalah, semua peserta yang menang berlari sambil tukaran tiang yang terpegang, ketika yang kalah dapat menyentuh tiang dengan syarat tangan yang menang tidak lagi bersentuhan dengan tiang, maka berubalah yang kalah.
Permainan ini sering dilakukan dibawah kolong rumah, karena rumah pada saat itu rata-rata masih rumah panggung dan sampai sekarang pun rumah khususnya didusun gontiang desa Koto Sentajo Rumah panggung tersebut masih bertahan, terutama rumah godang sebagai rumah adat yang tidak boleh dirubah bentuk pondasinya, namun rata-rata ketinggiannya sudah berubah, saat ini kolongnya tidak leluasa seperti sedia kala.
      
7.    Gasiang

Gasiang atau gasing adalah permainan yang dilakukan dengan mememutar suatu benda dengan tali, permainan ini mungkin sudah tidak asing bagi anak-anak berbagai masa, namun ada yang unik bagi anak-anak tempo dulu tarkait gasing ini yaitu saat membuat gasing, dimana antan yang digunakan orang tua untuk menumbuk padi sering hilang dan tambah pendek, anak-anak saat itu untuk memiliki gasing rata-rata dibuat sendiri dengan bahan yang bagus dari antan tersebut.

8.    Jungkek-jungkek an

Jungkek-jungkek an adalah permainan yang dilakukan pada papan keseimbangan, saat ini permainan jungkek-jungkek an sepertinya mudah untuk dijumpai, kalau ingin mencoba permainan ini silakan datangi Taman Kanak-kanak terdekat disekitar anda, karena permainan ini rata-rata disenangi anak-anak, bedanya permainan yang dulu dengan sekarang, jelas sekarang lebih berwarna, nyaman dan modern.    


9.    Kalereng

Permainan ini masih eksis sampai sekarang, sehingga anak-anak dari berbagai generasi cukup mengenal permainan ini, perbedaannya paling anak-anak sekarang tidak akan menyimpan kalereng/guli yang sudah retak, dulu jangankan retak yang sudah sempak saja masih disimpan.. he..he..he...

Pembaca yang budiman,...Pernahkah melihat kerbau main kelereng?

10. Kas Dabuang

Kas dabuang atau Kasti adalah permainan dengan mengunakan bola tenis lebih tepatnya, tapi anak-anak dizaman itu sulit untuk mendapatkan bola tersebut, lalu bagaimana anak-anak saat itu untuk mendapatkan bola kasti, anak-anak saat itu membuat sendiri bolanya, dengan menggunakan getah karet yang dibentuk menjadi sebuah bola.

Dalam bermain terdapat 2 (dua) tim dimana tim yang kalah, biasanya menunggu bola yang akan dipukul oleh tim yang menang, setelah memukul, pemukul berlari menuju ujung permainan, begitu juga yang diujung berlari menuju pangkal permainan, yang kalah harus berusaha mendapatkan bola pukulan untuk dilemparkan pada peserta pemenang yang berlari...dabuang e sampai konai....   

11. Kojai

Kojai atau gelang karet yang merupakan sarana utama dalam permainan ini, dimana permainan kojai yang sering dilakukan saat itu yaitu kojai ombui dan Kojai potiang, kemudian kojai potiang tarbagi dalam 2 (dua) permainan yaitu yang bertempat dilantai dan permainan yang digantung pada dinding.
Kojai ombui dimainkan oleh dua orang peserta, dimana permainan ini biasanya dilakukan dilantai yang permukaannya datar, dengan saling berhadapan pada posisi seperti merangkak, dengan jarak yang telah disepakati, masing-masing meletakkan 1 (satu) kojai dihadapannya, kemudian saling bergantian meniup kojai tersebut, siapa yang dari tiupannya kojai saling bertindihan lebih dulu dialah yang menang.

Kojai potiang yang dilakukan dilantai dengan membuat garis kotak kecil dilantai, kemudian masing-masing peserta iuran kojai, peserta permainan kojai potiang harus memiliki kojai yang banyak, sebab kalau sedikit permainan tidak akan seru, setelah iuran peserta terkumpul kojai disusun vertikal, kojai yang tersusun siap untuk ditembak dengan menggunakan beberapa kojai yang telah dipilih sebelumnya sebagai kojai Penembak (kojai yang putus rendam ke minyak tanah,,,,he he he..), penembakan dilakukan dari jarak yang telah ditentukan.

Tembakan peserta terhadap kojai yang disusun keluar dari kotak dan melewati garis, itulah kemenangannya, posisi menembak yang bagus untuk kojai potiang dilantai adalah manangkuik, tujuannya agar mudah dalam manenok dan kalau tepat sasaran kojai akan balengkor keluar garis berbentuk kotak tersebut, perbedaannya dengan didinding hanya kajai digantung pada lidi yang ditempel dinding, menembak pada posisi berdiri, yang jatuh akibat ditembakan itulah kemenangannya.      

Kojai ombui biasanya dilakukan oleh peserta yang kojai sebagai modal permainannya kandas atau tinggal sedikit, sehingga harus mencari modal kembali, walaupun lama dalam permainan, namun ketika nasib lagi baik, lama kelamaan kojai akan terkumpul, dalam permainan kojai ombui ini sangat diperlukan sekali kesabaran pemainnya.            

12. Lantiang-lantiangan luluak

Lantiang-lantiangan luluak adalah permainan yang berada disawah,  sebaiknya sawah tempat bermain tersebut tidak terlalu banyak air dan tidak terlalu kering, kondisi tanah yang mudah dikepal dan sedikit berair, memudahkan peserta mengambil amunisi dengan cepat, kemudian dilemparkan ke arah kawan sebagai lawan sambil berlari ditengah sawah yang berlumpur, hanya satu tempat berlindung disawah yaitu tobek.

13. Lotuak-lotuak

Lotuak-lotuak permainan yang menggunakan pelepah daun pisang, dimana pelepah daun pisang, biasa permainan ini dilakukan apabila ada yang mengambil daun pisang, untuk keperluan-keperluan seperti maibek nasi, Puluik tungkui, lopek dan lain-lain, maka pelepahnya dimanfaatkan oleh anak-anak untuk bermain. 

14. Lotui-lotuian Barandas

Lotui-lotuian Barandas adalah permainan dengan menggunakan barandas yang ikatkan pada kayu  Ø ± 3,0 CM sepanjang ± 30 CM, barandas adalah penutup aliran minyak paling atas pada lampu strongkeng, permainan ini akan mengeluaran bunyi seperti suara mercon, agar bisa berbunyi barandas diisi dengan belerang korek api, kemudian ditutup dengan paku tumpul, selanjutnya ditokokkan pada benda keras, seperti batu, tembok beton, kayu dan lain-lain. 

15. Lubang

Permainan ini dengan mengunakan bola sejenis bola tenis, dengan membuat lobang seukuran bola yang bisa masuk, semua peserta berada dalam garis berbentuk kotak dan memiliki lobang masing-masing, satu orang melakukan dorongan bola ke arah bariasan lobang, ketika bola masuk lobang peserta harus berlari keluar garis, namun bagi pemilik lobang yang dimasuki bola, akan menjadi pelempar bola pada peserta yang berlari keluar garis. 

16. Olang-olang

Olang-olang sama dengan layang-layang, mungkin permainan ini masih familiar sampai sekarang, sebab permainan ini sekarang masih dijumpai dimana-mana, permainan olang-olang dikenegerian Sentajo ada musimnya, dimana musim olang-olang biasanya mengikuti musim baladang sambil gembala kerbau, Musim jagung dan musim botiak, serunya permainan ini apabila olang-olang Togak tali, manggonjuar dan ketika angin kuat menyebabbkan olang-olang putus benangnya.
    
17. Luncuar-luncuaran mandayang

Luncuar-luncuaran mandayang merupakan permainan yang dilakukan pada kontur berbukit, pangkal dari permainan biasanya dari atas bukit dan ujungnya titik paling bawah biasanya sawah, sudut kemiringan permainan ± 45 Derjat bahkan lebih, semakin curam sebenarnya akan semakin menantang bagi para pesertanya.

Permainan ini menggunakan mandayang, sebelum permainan dimulai, arena tempat bermain yang curam dengan panjang bervariasi ± 50 M dari elevasi tinggi sampai ke rendah disiapkan terlebih dahulu, locah yang ada disawah diangkat dan diletakkan pada lintasan dari atas sampai kebawah, makin banyak locah ditaburi dilintasan makin seru permainan.

Setelah arena selesai ditaburi locah maka permainan dapat dimulai, dengan menunggangi mandayang, maka meluncurlah dari atas bukit  sampai ke sawah yang berair, permain ini akan semakin seru apabila diatas 1 (satu) mandayang ditunggangi oleh lebih dari 2 (dua) orang, meluncurnya akan semakin cepat dan ditunggu oleh sawah yang berlumpur.
       
18. Mancari lidi

Mancari lidi merupakan permainan dengan menggunakan lidi yang dipotong pendek ± 2,5 CM, dengan membuat lingkaran Ø ± 100 CM dipermukaan tanah, dimana masing-masing peserta memegang satu lidi, lidi ditanam pada lingkaran yang telah dibuat dan tidak boleh keluar dari lingkaran.

Setelah lidi ditanam, maka peserta yang kalah akan mencari lidi yang ditanam tersebut, tidak ada pembatasan peserta permainan, namun semakin sedikit pesertanya, maka akan semakin lama mencari lidi yang ditanam, bisa saja mencari tidak menemukan lidi tersebut, ketika 1 (satu) pun tidak ditemukannya, yang menang mengajukan pertanyaan “la kokal?” kalau dijawab belum, maka terus dicari, kalau dijawab sudah permainan diulang, pada posisi yang kalah tetap.    

19. Maneko dalam golok

Maneko dalam golok adalah permainan yang dilakukan dalam ruangan tanpa ada penerangan, permainan ini adalah dengan memegang peserta yang ada dalam kegelapan ruangan dan yang kalah ketika terpegang salah seorang peserta, maka harus sebut nama, ketika sudah terpegang dan nama sudah benar, maka kekalahan berpindah, peserta cewek cowok loh,..kebayang asyiknyakan?,.he..he..he...    

20. Manyolam

Manyolam atau menyelam adalah permainan daya tahan peserta dalam air tanpa ada bantuan peralatan menyelam, dalam permainan ini usahakan jangan sampai lome, kalau lome maka tidak akan maksimal untuk bertahan dalam air, agar jangan lome maka usahakan jangan banyak pergerakan dalam air.    

21. Nas

Nas adalah permainan dengan membuat garis berbentuk kotak diatas atas permukaan tanah, dengan ukuran sekitar 2,5 M x 4 M, dimana dalam garis yang berbentuk persegi panjang tersebut, dibuat 2 (dua) garis sejajar diawal besaran sama, garis ketiga ruangnya agak besar dari garis 1 dan 2, kemudian buat garis berbentuk angka x dari sudut kesudut, garis ke 4 untuk kotak dibagi 2 dan digaris tengah, kemudian garis ke 4 ke garis ujung akhir merupakan ruang bebas.

Permainan ini menggunakan bekas piring kaca yang sudah pecah atau ada juga menggunakan marmer, piring kaca dan marmer di bentuk dengan ukuran Ø ± 4 CM, piring dan marmer yang sudah dibentuk tersebutlah yang dinamakan Nas, selain bentuk kotak diatas ada juga permainan Nas ini dengan bentuk garis kotak lain, pokoknya dalam permainan ini harus kuat site-site.       

22. Oto-otoan

Oto-otoan atau mobil-mobilan adalah permainan yang dibuat dari bambu sebagai bahan utama, ditambah dengan kayu, besi plat tipis (per) biasanya digunakan sebagai klaim katak papan untuk buah, tarompa untuk roda dan gotah tariak sebagai pengikat semua bahan yang diperlukan untuk oto-oto.
Bahan disesuaikan dan dirangkai dengan gotah tariak sebagai pengikatnya, setelah selesai oto-oto baru dimainkan dengan cara didorong dari belakang, dengan menggunakan kayu ukuran Ø ± 1,5 CM, dengan panjang ± 150 CM, dimana kayu tersebut berfungsi sebagai pengendali atau stiyuar. 

23. Pacu jarombok

Pacu jarombok adalah permainan yang dilakukan didanau dengan permukaan danau yang berlumpur, permainan ini dilakukan ketika air danau sedang surut, dimana kedalaman air diperkirakan 50 sampai 75 Cm, para peserta dalam berpacu mengutamakan kekuatan kedua kaki dengan cara berlari, tapi bukanlah berlari pada posisi berdiri, berlari seperti posisi menerkam dengan variasi tangan yang harus seimbang. Panjang lintasan menyesuaikan terkadang sampai 150 M.    

24. Pacu kain sarung

Pacu kain sarung adalah permainan yang dilakukan sebelum mengaji atau sesudah mengaji disurau, mengapa sebelum mengaji dan sesudah mengaji? Karena anak-anak dulu pada zamannya mengaji ke surau memakai kain sarung, Jarang yang memakai salowar panjang (salowar pendeknye batumbok lo), maka dimanfaatkanlah kain sarung sebagai pendukung permainan.

Permainan dilakukan dengan menyambung kain ke pinggang kawan yang didepan, begitu seterusnya berurut kebelakang saling menyambungkan kain kepinggang masing-masing, jika 1 (satu) kelompok peserta 6 (enam) orang, maka memerlukan kain sarung sebanyak 5 (lima) helai, kelompok lain melakukan hal yang sama.

Setelah dua kelompok tersebut dengan kain sudah saling tersambung dipinggang, maka bersiaplah untuk berlari, posisi ditengah adalah posisi yang paling tidak nyaman, karena jika didepan kencang, belakang lambat dalam berlari, maka saat itulah yang tengah bisa terjatuh dan bahkan sampai terseret-seret, sungguhpun demikian anak-anak saat itu memiliki kepuasan tersendiri terhadap apa yang dilakukannya, setelah main pulang kerumah dimarahi mondek pulak, karena kain sudah bau Ranguik.              

25. Penar

Penar adalah permainan melempar dengan sendal ke sasaran, biasanya menggunakan sendal swallow, sasaran yang dilempar dari jarak tertentu itulah yang disebut penar, yang dibuat dengan lipatan yang rapi dari bungkus rokok,  masing-masing bungkus rokok punya nilai dan point, tertinggi kerendah secara berurut yaitu Dji sam soe, Filtra, Surya, Djarum, 555, Bentoel, Ardath, Gudang Garam merah, Kansas, dan Soor (koreksi kalau kurang tepat atau ada yang tidak termasuk).

26. Sarimbang

Sarimbang adalah permainan yang pergerakannya seperti main raga, dimana pada main raga menggunakan bola dari anyaman rotan, namun beda dengan permainan sarimbang yaitu dengan menggunakan tanaman kecil dengan daun yang hijau, dimana tanaman berdaun disusun dan diikat dengan karet.
Adakah yang masih ingat nama tanaman permainan sarimbang?
Bantu lengkapi ya...... trim’s   

27. Sembar

Sembar  adalah permainan menggunakan tim, dimana 1 (satu) tim terdiri dari 2 (dua) orang, permainan ini dilakukan dengan memburu dan menangkap peserta yang berkeliaran, kemudian dimasukkan kedalam kotak atau lingkaran yang sudah dibuat diatas tanah,  tim yang kalah mengejar dan memburu peserta tim yang menang, setelah dapat dibawak kedalam kotak atau lingkaran sekapan.

Permainan dimulai dari menentukan tim yang kalah, ketika jumlah peserta 20 (dua puluh) orang, berarti akan terdapat 10 (sepuluh) tim dalam permainan, 1 (tim) yang kalah dan 9 (sembilan) tim yang menang, setelah ada tim yang kalah, maka permainan dimulai dengan melepas 9 (sembilan) tim atau setara dengan 18 (delapan belas) orang keluar dari garis lingkaran atau kotak sekapan.

Permainan biasanya dilakukan pada radius yang dibatasi dari tempat sekapan, setelah semua keluar dari tempat sekapan (dalam garis lingkaran atau kotak), maka tim yang kalah memulai untuk menangkap yang menang tersebut,  setelah ada yang dapat kemudian dibawak ketempat sekapan, saat itulah salah satu dari yang kalah harus menjaga tempat pengumpulan atau sekapan dan satunya lagi mencari untuk menagkap peserta yang lainnya.

Tujuan tempat sekapan atau pengumpulan orang-orang yang sudah dapat dijaga, agar peserta yang menang yang belum dapat tidak memberikan bantuan pada peserta yang sudah dikumpulkan tersebut, pesarta yang masih berkeliaran diluar tempat pengumpulan akan selalu berusaha membantu kawan atau peserta lain yang sudah ada dalam sekapan, yang menjaga perlu sekali kehatian-hatian, karena bantuan bisa saja datang dari berbagai penjuru.

Bantuan bagi pesarta yang disekap dalam garis lingkaran atau kotak, bisa terjadi apabila peserta yang masih berkeliaran (belum tertangkap), akan berusaha sambil berlari memegang peserta yang ada dalam sekapan, apabila ada peserta sekapan yang tersentuh, maka yang tersentuh tersebut akan keluar dan harus ditangkap kembali, begitu seterusnya, tim yang kalah akan berubah, apabila semua peserta sudah didapat, siapa yang lebih dulu didapat atau ditangkap maka itulah tim yang kalah berikutnya.         

28. Satinjak

Satinjak Adalah permainan yang menggunakan kayu atau bambu, permainan ini sepertinya masih ada sampai sekarang, berbagai sebutan untuk permainan ini seperti egrang, Jangkungan, Marjalengkat dan lain-lain, pasti pembaca tahukan?,... hati-hati kalau bermain satinjak jangan sampai jatuh balompin dan tado’ek ya!, He..he..he......      

29. Sondok-sondok an

Sondok-sondok an adalah permainan mencari orang yang bersembunyi, nama lain yang umum untuk permainan ini adalah Petak umpet, untuk mengetahui lebih detail bagaimana cara permainan sondok-sondok an dikenegerian Sentajo, kebetulan sudah ada artikelnya dan bisa diketahui lebih jauh tentang permainan ini, silakan dibaca pada blog https://nafriandiaddress.blogspot.com/2019/07/sondok-sondok-permainan-anak-anak-desa.html, yang pernah ditulis sebelumnya.  

30. Talele

Talele atau Patok lele merupakan permainan yang dilakukan dengan mengunakan kayu, permainan ini sangat simpel, tapi perlu kecermatan dan kehati-hatian bagi para pemainnya, terutama bagi peserta yang menunggu pukulan terhadap potongan kayu, kalau tidak hati-hati dan cekatan dalam menangkap, potongan kayu yang dipukul biasa nyasar kebagian tubuh mana saja. 

31. Tam-tam buku

Tam-tam buku, selerek tiang batu, patah dinding patah paku, anak belakang tangkap satu, begitu lirik lagu dalam permainan ini (ada yang tau siapa pencipta lagu ini?), permainan ini adalah untuk membuat 2 (dua) kelompok bermain, dimana terlebih dahulu ditentukan masing-masing ketua regunya. Ketua regu inilah yang harus dikuti.

Ketua regu saling berhadapan, dengan kedua posisi tangan lurus dan ditempatkan pada bahu kawan dihadapan masing-masing, sambil menyanyikan lirik lagu diatas, peserta yang lain berjalan berkeliling dengan melewati pada bawah tangan ke 2 (dua) ketua yang saling berhadapan tersebut, diakhir lagu akan ada satu orang yang terkurung diantara tangan keduanya.

Orang yang terkurung baru bisa keluar apabila telah memilih salah satu dari kedua orang sebagai ketua tim, setelah dipilih maka yang memilih tadi berdiri dibelakang dipilihannya, nyanyian diteruskan untuk peserta selanjutnya, sampai peserta yang berkeliling tersebut habis dan bergabung pada salah satu tim, ya... kayaknya seperti pemilihan langsunglah,..tapi sambil bernyanyi.. asyikkan?....
 

32. Tejun-tejunan

Tejun-tejunan adalah permainan yang lazimnya dilakukan pada musim banjir, dimana para penikmat permainan ini tak peduli pokok kayu apapun yang ada disekitar lokasi, selagi bisa dipanjat pasti dilakukan untuk mencapai ketinggian pohon, tidak sedikit dari mereka yang sampai keujung dahan, semakin tinggi tempat terjun, maka akan semakin puas dalam bermain.

Terkadang ketinggian pohon mencapai 15 sampai 20 meter dari permukaan air, mau terjun terkadang harus memerlukan tenaga yang ekstra untuk lompatan, sebab ranting-ranting yang ada dibawahnya harus bisa terlewati, tujuannya agar jangan sampai menyangkut pada dahan-dahan dibawahnya, kebetulan saat itu belum semodern sekarang, sehingga tidak bisa didokumentasikan.    

33. Teko-tekoan dalam kain saruang

Teko-tekoan dalam kain saruang adalah permainan menggunakan kain sarung, dimana pesertanya masuk dalam kain sarung, kemudian salah satu dari peserta menebak orang yang ada dalam kain sarung tersebut, boleh dipegang tapi bagian tertentu ya, setelah orang yang diperkirakan diyakini silakan sebut nama, permainan ini agak gampang-gampang susah, karena saat itu anak-anak sama-sama karempeng, sehingga sulit untuk dibedakan.  

34. Tembak-tembak an

Tembak-tembak an atau perang-perangan adalah permain yang dilakukan dengan menggunakan bahan dari bambu dan kayu, bambu berukuran Ø ± 1,0 CM dengan lubang Ø ± 0,5 CM, dengan memasukan kertas (yang bagus itu kertas koran) basah, kedalam lobang yang kemudian ditembakkan mendorong dengan kayu atau bambu yang sesuai dengan ukuran lobang. 

Tembak-tembak an dengan bahan dari kayu atau papan yang dibentuk seperti pistol, permainan ini agak berbahaya, karena permainan ini sebagai pelurunya adalah anak korek api kayu, yang ketika mau ditembakkan ke sasaran, harus dihidupkan dulu melalui kotak korek api yang selalu terpegang ditangan.

35. Tuja

Tuja adalah permain mengunakan kayu yang diruncing dengan panjang ± 50 CM, dengan  Ø ± 3,0 CM, permainan dilakukan dengan menancapkan kayu ke tanah, kayu yang tegek lurus akan menjadi pemenang, kemudian yang kalah siap untuk di pangkah, dimana yang kalah menancapkan kayunya, untuk dipangkah oleh yang menang, siapa yang tegak lebih lurus, maka akan bergantian me mangkah nya.    


36. Yeye

Yeye merupakan permainan yang dilakukan dengan mengunakan karet gelang yang dirangkai atau disambung-sambung, menjadi bentuk tali, permainan yeye mungkin masih akrab ditelinga anak-anak sampai sekarang, namun permainan yeye mungkin sudah jarang dan bahkan tidak ada dilakukan anak-anak, karena anak-anak zaman sekarang permainannya sudah berpindah ke elusan gadget.

Permainan yeye dilakukan dengan melopati tali dengan jangkauan kaki yang dipegang oleh 2 (dua) orang, dari ujung ke ujung tali, dimana permainan dilakukan dengan melopati posisi tali terendah, dimulai dari tali pada posisi mata kaki, lutut, pinggang, dada, bahu, telinga, atas kepala, dan merdeka, merdeka adalah posisi tali tertinggi diujung jari dengan tangan berdiri lurus ke atas, permainan ini didominasi oleh anak-anak perempuan.
 
untuk Permainan yang memerlukan arena yang agak luas, agar leluasa dalam berlari dan bergerak, dimana pada dusun gontiang desa Koto sentajo ada 3 (tiga) tempat permainan yang selalu digunakan yaitu dihalaman rumah godang Suku Tanjung, halaman rumah godang suku Caniago dan halaman rumah godang suku Malayu.  

Ada beberapa permainan yang diikuti oleh anak-anak remaja bahkan dewasa seperti permainan bodial-bodial, tejun-tejunan dan lainnya, beberapa permainan hanya didominasi oleh anak-anak laki-laki seperti tejun-tejunan, pacu jarombok, dan lainnya, namun sungguhpun demikian rata-rata permainan diatas anak-anak perempuan pasti ada yang memainkannya walaupun didominasi oleh laki-laki.     

Permainan akan lebih mengasyikkan apabila dilakukan saat musim buah-buahan, baik buah-buahan yang umum kita jumpai, maupun buah-buahan lain yang bisa dimakan saat permainan berlangsung seperti gubiak-gubiak, buah aro, kayu kolek, garuntang,mentimun moncik dan buah-buahan lainnya,  apalagi musim mambetiah jaguang, pokoknya semua permainan sungguh indah bagi anak-anak saat itu, kesederhanaan dan apa adanya tidak akan menjadi pengahalang bagi anak-anak dalam menjalankan aktifitas kesehariannya.      

Mudah-mudahan pada 5 (lima) Desa dikenegerian Sentajo, permainan diatas tidak ada perbedaan, kalaupun ada perbedaan saya yakin tidak akan terlalu signifikan dalam proses dan cara bermainnya, karena kebetulan penulis saat itu lahir dan berdomisili didesa Koto Sentajo, apalagi seumuran 12 tahun kebawah Kampung baru Sentajo saja terasa jauh, apalagi Desa Muaro, Pulau Komang dan Pulau Kopung, sehingga tidak bisa untuk mengetahui persis permainan anak-anak seumuran di 4 (empat) desa lainnya.

Jika ada nama permainan dan cara bermain yang kurang tepat, mohon dikoreksi, karena penulis tidaklah pada memfokuskan diri terhadap tata cara bermainnya, namun lebih kepada sekedar menginformasikan dan mengingat kembali jenis-jenis permainan tempo dulu dikenegerian Sentajo, sehingga para pembaca tidak terlalu memahami cara bermain yang tersaji pada artikel ini, sambil diskusi silakan pembaca koreksi dan lengkapi tata cara bermain masing-masing permainan diatas.

Bahasa masing-masing permainan menggunakan bahasa tempatan di kenegerian Sentajo Kecamatan Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi (dulu Kenegerian Sentajo Kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Indragiri Hulu), jika ada kesamaan permainan ditempat masing-masing silakan meneysuaikan, mungkin berbagai permainan diatas ada ditempat kalian dengan nama yang berbeda.                       

Dengan kemajuan teknologi, permainan anak-anak dari masa ke masa mengalami perubahan, sungguhpun demikian adanya, permainan masing-masing masa dan periode ketika kita anak-anak, biarlah menjadi catatan sejarah masa kita masing-masing, untuk dapat dikenang dan diingat kembali, semuanya akan menjadi sebuah cerita yang pernah ada dikala kita sudah tua.

Mohon maaf jika ada bahasa dan kesalahan dalam kata atau bahasa tidak sesuai dengan maksud cerita, sekali lagi mohon koreksinya,.


25 April 2020 M
02 Ramadhan 1441 H

Penulis :

N a f r i a n d i
Anak Jati diri yang dilahirkan tahun 1974 dan dibesarkan di Koto Sentajo
Sekarang Tinggal dan Beraktifitas di Pematang Reba – Rengat Barat.
Kabupaten Indragiri Hulu.

Palito = lampu teplok
Salerek = sebaris
Kaliliang = keliling
kojar-kojaran = berlari
ombui = tiup
Potiang = Menembak dengan gelang karet
Manangkuik = Tiarap
Manenok = bidik
Balengkor = bergulung
Tobek = Pematang Sawah
Maibek = membungkus
Puluik Tungkui = Pulut/ketan bungkus (makanan khas Kuansing)
Lopek = Lepat (makanan)
Togak tali = layang-layang sejajar vertikal dengan yang megang tali
Manggonjuar = mengulur benang
Baladang = musim tanam padi
Botiak = sejenis timun yang ada pada sekitar batang padi yang telah dituai (Jerami).
Mandayang = Pangkal pelepah dahan daun kelapa
Locah = Tanah lumpur
La kokal = nyerah? Sudah ngaku?
Lome = air masuk ke mulut melalui hidung
Site-site = berjalan sambil loncat dengan mengangkat 1 (satu).
Tarompa = Sendal
Gotah tariak = Getah kering yang diambil dari pokok karet bekas sadapan
Stiyuar = Stir
Salowar = Celana
Batumbok = ditambal
Mondek = ibu (orang tua)
Ranguik = Bau tak sedap dan lembab.
Balompin = Jatuh dengan tubuh berbunyi.  
Tado’ek = Jatuh langsung tertegun
Karempeng = Kurus  
Antan = kayu Penumbuk padi untuk menjadikan beras

PACU JALUR TERINTEGRASI DAPAT MENJAGA BUDAYA UNTUK MENGEMBANGKAN WISATA DAN MENCIPTAKAN PELUANG USAHA

Oleh : Nafriandi Masing-masing daerah berusaha secara kontinyu untuk mempertahankan dan bahkan mencari potensi baru dibidang pariwisata, k...