Senin, 17 Juli 2017

PERBAIKAN RUMAH GODANG UNTUK MEMPERTAHANKAN ADAT ISTIADAT MASYARAKAT DIKENEGERIAN SENTAJO

PERBAIKAN RUMAH GODANG UNTUK MEMPERTAHANKAN ADAT ISTIADAT MASYARAKAT DIKENEGERIAN SENTAJO


Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, dipenghujung ramadhan kesibukan aktifitas masyarakat mulai terasa karena bulan utama tersebut akan berakhir,  hilir mudik pun seakan menjadi aktifitas rutin menjelang syawal datang, karena pada bulan syawal  merupakan bulan saling bersilaturahmi, masyarakat yang diperantauan berbondong-bondong mudik ke kampung halaman jauh dekat seakan tidak menjadi kendala demi berkumpul bersama sanak saudara di tanah kelahiran.



Foto : Salah satu kondisi alam disekitaran Rumah Godang - Rukoto

Mudik kekampung halaman pada bulan syawal seakan memberi semangat baru bagi perantau setelah kembali keaktifitas masing-masing, selama dikampung halaman waktu yang ada terasa cepat berlalu, kerena suasana bulan syawal penuh aktifitas khususnya dalam menjalin silatuhrahmi bersama sanak saudara, teman sejawat yang memang pada saat itu menjadi momen yang tepat untuk kembali berbagi cerita  sambil mengenang masa lalu.

Seperti tahun-tahun sebelumnya Kami sekeluarga mudik kekampung halaman yaitu dikenegerian Sentajo kecamatan Sentajo Raya kabupaten Kuantan Singingi provinsi Riau, dimana kenegerian Sentajo terbagi dalam 5 (lima) Desa, pada kenegerian tersebut menganut garis keturunan matrilineal, dimana adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu. dikenegerian Sentajo adat istiadat masih sangat kental, sehingga pada setiap 2 syawal masyarakat dikenegerian tersebut berkumpul di rumah adat yang sebut Rumah Godang.

Rumah Godang dikenegerian Sentajo berada didesa wisata Koto Sentajo sebanyak 27 (dua puluh tujuh) Unit, terdiri dari 5 (lima) rumpun suku yaitu Melayu, Paliang, Caniago, Tanjuang dan Patopang, dengan rincian jumlah Rumah Godang tersebut adalah Melayu 6 (enam) Unit ; Paliang 9 (Sembilan) Unit ; caniago 2 (dua) ; Tanjuang 7 (tujuh) Unit dan Patopang 3 (tiga) Unit.

Rumah Godang bagi masyarakat kenegerian Sentajo merupakan warisan leluhur yang sangat tidak ternilai harganya, kerena di Rumah Godang tersebut disamping tempat berkumpul setiap 2 Syawal juga digunakan untuk tempat berbagai acara dan berunding membahas adat istiadat dikenegerian tersebut terutama menyangkut cucu kemenakan,  oleh sebab itu keberadaan Rumah Godang dikenegerian tersebut harus tetap dijaga keberadaannya.

Setelah berkumpul dirumah Rumah Godang masih 2 Syawal masyarakat dapat menyaksikan atraksi permainan silat Pendekar Bertuah, dimana lokasinya tidak jauh dari masing-masing rumah Godang yang ada dikenegerian tersebut, tempat permainan silat tersebut yaitu Sosoran Pondam, permainan silat di sosoran pondam berlangsung tidak saja pada 2 syawal, namun biasanya juga dilakukan pada malam hari selama bulan ramadhan selesai sholat tarawih.

Apa yang ada dikenegerian Sentajo merupakan aset penting bagi Riau khususnya dan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada Umumnya, mengapa demekian? Walaupun bagian kecil bagi negara kita, namun banyak makna yang dapat dipetik dari kenegerian Sentajo tersebut, disini tercipta dan tergambar kerukunan masyarakat dalam kebersamaan membangun negeri, ketika bagian-bagian kecil diberbagai penjuru negeri ini saling memupuk dan merangkai kebersamaan melalui adat istiadat masing-masing dan jika kondisi tersebut ada diberbagai daerah yakinlah persatuan dan kesatuan akan mudah untuk kita raih.

Rumah Godang

Rumah Godang sebanyak 27 (dua puluh Tujuh) unit dan 1 (satu) unit balai sosoran Pondam yang merupakan warisan nenek moyang dikenegerian Sentajo, merupakan bukti sejarah yang tidak akan pernah dilupakan oleh masyarakat setempat, kerena mungkin dulunya dibangun atas kebersamaan nenek moyang kita yang saat ini menjadi warisan penting bagi masyarakat dikenegerian Sentajo.

Sampai saat ini masyarakat setempat masih menjaga aset-aset tersebut secara swadaya dalam melakukan memperbaikannya, kondisi masing-masing rumah godang saat ini sangat berbeda-beda, hal tersebut karena memang Rumah godang dibangun sudah sejak lama, setiap tahunnya masing-masing suku pasti melakukan perbaikkan walaupun hanya sebatas pemeliharaan ringan.


Foto : Kondisi beberapa Rumah Godang yang belum diperbaiki 


Pemeliharaan yang dilakukan secara swadaya terus dilakukan setiap tahunnya walaupun sedikit yang bisa diperbaiki dari hasil swadaya tersebut, namun semangat kebersamaan untuk memelihara Rumah Godang secara kontinyu terus terlaksana, agar kondisi Rumah Godang tetap kokoh dan indah tentu memerlukan biaya yang cukup besar, selain swadaya masyarakat adat dikenegerian Sentajo, berbagai usaha pun dilakukan oleh masyarakat adat dalam rangka menjaga keberadaannya.

Masyarakat adat kenegerian Sentajo berusaha mencari dana dari luar masyarakat setempat yaitu melalui bantuan-bantuan Pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten, pada tahun 2016 usaha tersebut membuahkan hasil, dimana Pemerintah Pusat mengucurkan dana melalui program bantuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dimana dana tersebut Alhamdulillah dapat menyelesaikan Rehab berat sebanyak 6 (enam) Unit Rumah godang.

Terhadap Rumah Godang yang akan dilakukan direhabilitasi tersebut dipilih langsung oleh tim penilai dari kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga perbaikan terhadap 6 (enam) unit Rumah godang tersebut adalah dipilih Rumah godang yang kerusakannya paling parah dan dibagi untuk 5 (lima) suku yang ada masing-masing 1 (satu) unit, kecuali suku Paliang yang mendapatkan 2 (dua) Unit yaitu suku Piliang lowe dan Piliang Soni.


Foto : Kondisi beberapa Rumah Godang yang telah diperbaiki 

Setelah dilakukan rehabilitasi 6 (enam) Rumah godang, maka saat ini masih tersisa sekitar 21 (dua puluh satu) unit Rumah Godang dan 1 (satu) Balai Sosoran  lagi yang kondisinya perlu dilakukan perbaikan, maka disamping terus dilakukan perbaikan melalui swadaya masyarakat kenegerian Sentajo setiap tahunnya, perlu sekali bantuan-bantuan serupa seperti yang dilakukan oleh Pemerintah pusat untuk tetap kokohnya adat istiadat di kenegerian tersebut.

Apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Pusat untuk tetap kokohnya adat istiadat di kenegerian Sentajo patut kita apresiasi dan acungkan jempol, karena disamping banyaknya kebutuhan Negara untuk belanja di berbagai daerah, seperti kebutuhan pembangunan diberbagai bidang baik insfrastruktur, kesehatan, pendidikan dan bidang lainnya, pemerintah Pusat masih sempat memperhatikan adat istiadat dikenegerian Sentajo yang jaraknya ribuan kilometer dari ibukota Negara.

Kita berharap apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah pusat bisa terus berlanjut, karena di kenegerian tersebut masih ada sekitar 21 (dua puluh satu) Rumah godang dan 1 (satu) Balai Sosoran yang perlu dilakukan rehabilitasi, di samping itu mungkin ada baiknya Pemerintah Daerah Kabupaten dan Pemerintah Daerah Provinsi dapat mengikuti jejak Pemerintah Pusat dalam mempertahankan adat istiadat di kenegerian Sentajo tersebut, kerena kenegerian Sentajo berada pada wilayah administrasi Provinsi Riau dan Kabupaten Kuantan Singingi.  

Selain program Pemerintah dan Swadaya masyarakat tempatan dalam perbaikan Rumah Godang dan Balai Sosoran, juga kita berharap kepada korporasi-korporasi yang ada di daerah tersebut terutama korporasi besar, dengan memberikan sumbangsihnya dalam memelihara hal berkenaan, korporasi tentu bisa berperan serta melalui bantuan pengembangan sarana dan prasarana umum yaitu lewat Program Corporate Social Responsibility (CSR), dimana hal tersebut bagi korporasi-korporasi sudah menjadi program tanggung jawab sosial dan lingkungan dimanapun mereka beraktifitas.

Untuk terus terjaganya Rumah Godang dan Balai sosoran, tentu tidak akan lepas dari peran serta semua unsur khususnya masyarakat setempat, sehingga berbagai rangkaian acara adat istiadat yang masih tersisa dikenegerian Sentajo bisa terus dipertahan keberadaannya, dengan semangat berkumpul di Rumah Godang hendaknya acara adat yang sudah jarang terlihat saat ini seperti acara ma antar nasi bagi cucu kemenakan yang akan melaksanakan pernikahan dan acara adat lainnya bisa kembali kita budayakan dikenegerian kita.
   
Jika ada kata yang kurang berkenan mohon dimaafkan dan jika ada salah tulis maupun salah kata kritik dan saran pembaca hendaknya ada.

Bagi saudara-saudaraku putra-putri kenegerian Sentajo mari kita ramaikan rumah godang masing-masing sekurang-kurangnya pada momen Idul Fitri 2 syawal berikutnya,….. Insyaallah!...

PACU JALUR TERINTEGRASI DAPAT MENJAGA BUDAYA UNTUK MENGEMBANGKAN WISATA DAN MENCIPTAKAN PELUANG USAHA

Oleh : Nafriandi Masing-masing daerah berusaha secara kontinyu untuk mempertahankan dan bahkan mencari potensi baru dibidang pariwisata, k...