Oleh : Nafriandi
Masing-masing daerah berusaha secara kontinyu untuk mempertahankan dan bahkan mencari potensi baru dibidang pariwisata, karena kepariwisataan dapat membuka kesempatan kerja dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat setempat, jika objek tujuan selalu menarik untuk dikujungi, baik untuk masyarakat lokal maupun dari luar daerah.
Kuantan Singingi diwariskan budaya yang luar biasa oleh para pendahunya, yang merupakan karunia besar yang dititipkan oleh Sang Penguasa alam di rantau nan kurang oso duo puluah ini, wisata budaya Pacu Jalur seakan sudah mendarah daging bagi masyarakat di Rantau kuantan, Pacu jalur yang begitu populer tersebut sudah menjadi agenda Pemerintah provinsi Riau.
Saat ini Pacu Jalur merupakan event Nasional, artinya Pacu jalur sudah menjadi perhatian Pemerintah Pusat, walaupun perhatian Pemerintah Pusat belum sepenuhnya, namun dengan kehadiran setiap tahun utusan dari Pemerintah Pusat dalam open ceremony Pacu jalur, merupakan modal besar bagi Pemerintah daerah untuk meyakinkan kembali akan perhatiannya.
Pengunjung Pacu Jalur terutama pada event Nasional ditepian Narosa Telukkuantan kabupaten Kuantan Singingi provinsi Riau, setiap tahun acara Pacu jalur antusias masyarakat tidak diragukan lagi dan bahkan pada tingkat rayon pun Pacu jalur selalu padat pengunjung, Pacu jalur rayon dikecamatan secara bergilir merupakan penunjang ivent Nasional sembari pemanasan.
Potensi besar dan kekayaan budaya Pacu jalur yang dimiliki oleh daerah yang bermotto Basatu nagori maju ini, semoga selalu eksis dan selalu terpelihara dengan baik, disamping itu perlu adanya inovasi-inovasi penunjang event besar tersebut, dimana agenda wisata Pacu jalur sebaiknya tidak berhenti dihari ke 5 (lima) setelah didapatnya juara tepian Narosa.
Setelah hari puncak pada final tepian Narosa, berbagai kegiatan yang dapat dijadikan sebagai inovasi dan penunjang Pacu jalur event nasional, sehingga Pacu jalur tepian Narosa menjadi agenda budaya yang terintegrasi, aktifitas penopang secara kontinyu tetap ada, sampai Pacu Jalur kembali dilaksanakan pada peringatan kemerdekaan Republik Indonesia tahun berikutnya.
Berbagai kegiatan inovasi dan penunjang Pacu Jalur event Nasional yang harus menjadi perhatian pihak-pihak terkait, pemerintah kabupaten Kuantan singingi maupun provinsi Riau, selain Pacu jalur tingkat rayon dan Perahu Baganduang, yang dapat dikemas dalam agenda kegiatan kepariwisataan yang berhubungan Pacu jalur antara lain :
1.
Berkunjung
ke Kandang Sang Juara
Setelah ivent Pacu jalur tepian Narosa
Telukkuantan, ada baiknya disambung dengan kegiatan yang ditaja oleh pemerintah
daerah setempat yaitu dalam agenda “Berkunjung
ke kandang sang juara”, dimana tujuannya adalah untuk silahturahmi dan mengenal
lebih dekat asal jalur sambil memperkenalkan desa atau kelurahan tempat jalur
pemenang berasal.
Pacu jalur yang selalu diikuti oleh
peserta dari daerah lain selain kabupaten Kuantan Singingi, terutama yang
hampir tidak pernah absen di setiap perhelatan tepian Narosa yaitu kabupaten
Indragiri hulu, yang merupakan saudara tua dari kabupaten Kuantan singingi yang
tentunya tidak bisa lepas dari sejarah pacu jalur di rantau kuantan.
Pacu jalur tepian Narosa selalu diikuti
lebih dari 1 (satu) kabupaten, siapa dan dari manapun pemenang, jadikan hal
berkenaan sebagai agenda rutin pemerintah setempat, selain untuk mengenal lebih
dekat asal sang juara, kegiatan itu akan dapat memupuk tali silaturahmi antar
unsur Panitia dengan peserta dan sekaligus sambil melihat potensi wisata
wilayah setempat.
Dalam program pariwisata berkunjung ke
kandang sang juara, rancanglah sedemikian rupa, sehingga kunjungan kita dapat
diingat dan dikenang masyarakat setempat, misalkan ketika kita berkunjung
menyediakan seperti plakat sebagai cinderamata, sertifikat, uang pemeliharaan untuk
jalur, sebagai apresiasi dan dukungan dari pemerintah daerah,
2.
Pacu
Jalur Miniatur
Pacu jalur
miniatur sejak beberapa tahun terakhir terus menggeliat dan menjadi hiburan
tersendiri bagi sebagian masyarakat, khususnya para kawula muda, animo
masyarakat terhadap Pacu jalur miniatur
semakin hari semakin bertambah, Pacu jalur miniatur yang dilaksanakan disungai
kecil atau parit di aliran air.
Antusias
masyarakat terhadap Pacu jalur miniatur dapat terlihat pada setiap kegiatan
tersebut berlangsung, salah satu contoh beberapa minggu pasca perhelatan event
Nasional, masyarakat desa Koto sentajo kecamatan Sentajo raya melaksanakan pacu
jalur miniatur rayon 1 ditepian sungai sonsang
Pacu jalur rayon
1 ditepian sungai Sonsang (dulu kami menyebutnya sungai rutopang silakan baca di http://nafriandi-naf.blogspot.com/2010/02/keberadaan-sungai-rutopang-di-desa.html), dimana jumlah
pesertanya dari sumber Suara riau tanggal 15 september 2022 mencapai sebanyak ±
2462 Jalur miniatur, suatu jumlah yang luar biasa.
Pacu jalur
miniatur sebenarnya sudah ada sejak dulu, tapi tidak semeriah seperti saat ini,
dulu hanya anak-anak sekitar tepian tempat mandi dan alat peraga berupa jalur
miniaturnya umumnya terbuat dari pelepah daun rumbia, dari kayu ada tapi untuk
lomba ditepian khususnya tepian sungai sonsang lebih dominan Jalur-jalur dari
pelepah rumbia.
Pacu jalur miniatur
yang dilaksanakan disungai Sonsang desa Koto sentajo sekarang, dulunya
merupakan tepian tempat mandi masyarakat setempat dan juga tempat kami
melaksanakan aktifitas semasa kanak-kanak dibawah tahun 1990 salah satunya
adalah Pacu jalur miniatur yang terbuat dari pelepah rumbia tersebut.
Dari animo
masyarakat saat ini Pacu jalur miniatur sepertinya akan terus eksis, jika kita
melihat partisifasi masyarakat ditepian sungai
Sonsang desa Koto sentajo kecamatan Sentajo raya tersebut, peserta yang
ikut sudah meluas ke kabupaten tetangga dan bahkan agenda yang sama pada bulan
September 2022 sudah menunggu di beberapa lokasi.
Beberapa tepian selain
tepian desa Koto Sentajo telah mengagendakan pacu jalur miniatur berikutnya, seperti
tepian desa kasang kecamatan Kuantan mudik, tepian sungai buahdagho desa Pematang benteng kecamatan batang Peranap,
tepian loban desa Toar Kecamatan Gunung toar, tepian Perhentian luas Kecamatan
Logas tanah darat dan lokasi lainnya.
Pacu jalur
miniatur sebenarnya tidak hanya sekedar tontonan dan hiburan mengisi waktu
luang, namun banyak hal penting dan bermanfaat yang dapat kita ambil, seperti kreatifitas
seni oleh pembuat jalur miniatur peluang terciptanya potensi usaha bagi masyarakat
di desa, silaturahmi para kaula muda dan berbagai manfaat lainnya
Mengingat hal
diatas sudah selayaknya Pacu jalur miniatur masuk dalam agenda budaya
terintegrasi sebagai pendukung event Nasional, Apresiasi, dukungan dan
perhatian sudah sewajarnya diberikan kepada para kaula muda khususnya, kerena
kelompok masyarakat terutama anak muda didaerah kita telah membuat acara yang
positif dan bermanfaat.
3.
Proses
Pembuatan Jalur
Pembuatan jalur memerlukan waktu dan
proses, dimana prosesnya mungkin bisa kita kemas sebagai ajang wisata, seperti beberapa
proses sebelum maupun sesudah kayu ditebang, sebelum ditebang biasanya ada
proses mencari kayu, menandai kayu dan setelah kayu ditandai selanjutnya ada
proses do’a meminta kayu kepada Pemilik/Penguasa alam.
Selain itu tidak ada salah kita hidupkan
kembali proses maelo jalur dengan tenaga manusia, kalau dulu maelo jaluar tersebut dari lokasi pokok
kayu penebangan sampai tambatan, sekarang cukup dari pokok kayu ke jalan besar
atau maelo jaluar 250 - 500 m sebelum
kayu sampai ke tempat pengerjaannya, selebihnya lakukan penarikan dengan alat
berat.
Selain hal diatas yang berpotensi
dijadikan ajang Pariwisata yaitu proses malayuar
jaluar atau mandiyang atau
mengasapi jalur, dalam pelaksanaannya proses ini biasanya selalu disaksikan
banyak orang disekitar lokasi dan selain itu pada saat Jalur di layuar atau diasapi diselingi dengan
hiburan rakyat setempat.
4.
Pacu
Godok
Pacu godok adalah Pacu jalur
yang digelar oleh kelompok masyarakat mulai saat turun keladang sampai menugal (menebar benih) padi selesai, Pacu godok biasanya dilaksanakan disore
hari menjelang waktu pulang kerumah masing-masing, Pacu godok tidak menyediakan hadiah khusus, hanya tersedia godok atau kue yang akan disantap usai
pacu.
Godok atau kue
tersebut selain dipiring, biasanya juga digantung-gantung pada bambu yang
dirangkai tegak, dimana masyarakat setempat menyebutnya dengan nama jambar, sampai saat ini budaya jambar masih digunakan masyarakat
khususnya di kenegerian Sentajo (dikenegrian lain gimana?), yaitu untuk acara barolek seperti acara sunatan dan
lain-lain.
Pacu godok identik sekali dengan
pertanian, karena arenanya berada disungai sekitar peladangan, dimana ladang merupakan lahan kering daratan
tempat menanam padi masyarakat, ladang selain tempat menanam padi juga ada
tanaman tumpangan (semacam tumpang sari) seperti jagung dan botiak (mungkin timun suri ya?)
Peserta Pacu godok bisanya tidak banyak dan waktu pelaksanaannya setelah
ashar, masing-masing jalur akan hilir secara berulang-ulang dan pemacunya
saling bergantian, disamping sebagai hiburan para petani di sekitar peladangan,
pacu godok juga dimanfaatkan sebagai ajang melatih
anak-anak sedari muda belajar untuk berpacu.
Saat ini mungkin Pacu godok sudah hampir tidak terdengar lagi, kita berharap bagi areal
peladangan atau sejenisnya yang masih berfungsi, mungkin tidak ada salahnya
untuk menghidupkan kembali budaya yang pernah ada tersebut, sehingga Pacu godok dapat dijadikan bagian agenda
budaya yang terintegrasi dengan Pacu jalur event Nasional.
5.
Mesium
Jalur
Perjalanan panjang Pacu jalur dirantau
kuantan, semula di daerah administrasi kabupaten Indragiri, tahun 1965
dimekarkan menjadi kabupaten Indragiri hulu, kemudian pada tahun 1999 Indragiri
Hulu kembali dimekarkan dengan kabupaten Kuantan singingi, sekarang Pacu jalur
event Nasional berada diwilayah administrasi kabupaten Kuantan singingi.
Pacu jalur event Nasional ditepian
Narosa yang sudah berlangsung sejak lama tersebut, dimana pelaksananya pada
daerah kabupaten mulai dari kabupaten Indragiri, Indragiri hulu dan saat ini
kabupaten paling muda Kuantan Singingi, tidak sedikit catatan sejarah yang
perlu dihimpun dan simpan, tempat penyimpan yang paling tepat tersebut adalah
mesium
Mesium Jalur akan dapat menambah tujuan kunjungan dan akan menambah tempat wisata baru, dari mesium tersebutlah informasi pacu jalur sebelumnya dapat diketahui setiap pengunjung, kemudian jadikan mesium jalur sebagai bagian dari agenda budaya yang terintegrasi, semoga ada keinginan daerah untuk membangun Mesium jalur tersebut.
Sepintas ide-ide tersebut diatas mungkin tidaklah terlalu urgen untuk dibahas, namun menciptakan peluang, menggali dan inovasi perlu dilakukan, terhadap angka 1 sampai dengan 4, jika di konsep, di kemas dengan baik dan telusuri makna terkandung, arti penting didalamnya, yakinlah akan dapat membuka peluang wisata baru di Kabupaten Kuantan Singingi.
Pada era milenial saat ini mayoritas kita sudah terhipnotis dengan kemajuan teknologi, sehingga budaya-budaya dan kebiasaan masyarakat terus bergeser dan terdegradasi, kegiatan-kegiatan tradisional perlahan mului meredup, namun kita harus yakin setiap kegiatan baik yang tradisional ataupun modern berbazis teknologi pasti ada peminatnya.
Sebagian tradisi masyarakat sebelum menghilang dan luput dari pandangan, ada baiknya kita coba angkat kembali kepermukaan untuk dikembangkan, terhadap inovasi yang dilakukan masyarakat seperti Pacu jalur miniatur dan inovasi lain yang mungkin timbul, selagi positif dan memunculkan kreatifitas bagi generasi muda, untuk eksisnya sewajarnya kita dukung bersama.
Terhadap pengunjung Pacu jalur tidak diragukan lagi, partisifasi peserta dan pencinta Pacu jalur terus meluas ke luar kabupaten Kuantan Singingi dan Indragiri hulu, sebagai budaya yang sangat membantu usaha masyarakat, Pacu jalur harus ditopang oleh potensi-potensi wisata lain yang dapat dijadikan penyanggah sambil promosi berkelanjutan akan event Nasional tepian Narosa.
Semoga
apa yang ada dalam tulisan dapat tersambung dan tersampaikan ke pihak-pihak
terkait, terutama pihak yang membidangi budaya dan wisata, Pacu jalur merupakan
modal besar warisan nenek moyang yang dititipkan Ilahi dialam basatu nagori maju ini, semoga tetap
eksis dan mari kita kembangkan menjadi “wisata budaya Pacu Jalur terintegrasi”.
Jika terdapat kata dan tulisan atau maksud yang kurang dan bahkan tidak berkenan, mohon ma’af dan mohon juga untuk koreksinya
Mantap tulisannya bang....gali terus sejarah dn budaya seperti ini..
BalasHapus