Musim buah-buahan merupakan musim yang selalu
ditunggu-tunggu oleh masyarakat, tak terkecuali ketika musim durian tiba,
dimana musim durian yang merupakan berkah yang selalu ada setiap tahunnya, di Sentajo sendiri pohon
durian ini dulunya terhitung cukup banyak. Anak-anak dan remaja putra yang ada
di desa Koto Sentajo khususnya dan kenegerian Sentajo pada umumnya selalu memanfaatkan
musim buah yang satu ini untuk melakukan aktifitas tambahan yaitu mencarinya
terutama dimalam hari.
Foto : Lokasi di Dusun gontiang - Koto Sentajo
Aktifitas tambahan anak-anak dan
remaja di Koto Sentajo selalu muncul ketika
musim durian tiba, hal ini dilakukan karena
di dukung oleh adanya kesempatan dari pemilik pohon durian tersebut, dimana
biasanya pohon-pohon durian milik masyarakat pada malam hari sebagian dari
mereka tidak ma adang, dimana pemilik
durian lebih memilih ma adang
duriannya pada siang hari. Mencari durian bagi anak-anak dan remaja desa Koto
Sentajo Khususnya maupun Kenegerian Sentajo umumnya, seakan sudah menjadi
tradisi setiap tahunnya kerena musim durian ini sekan selalu ditunggu oleh
berbagai pihak dan golongan.
Mencari durian dilakukan pada saat buah
duriannya sudah rorosan, dimana
durian yang matang akan jatuh dengan sendirinya, jatuhnya buah durian tidak menentu baik siang
maupun malam akan terus berlangsung sampai buah yang ada dipohon tersebut habis
, sebenarnya aktifitas mencari durian ini tidak saja dilakukan oleh anak-anak
maupun remaja namun juga dilakukan oleh yang lebih tua, tetapi dominasi anak-anak remaja akan lebih
kelihatan, aktifitas pencarian pada dimalam hari terkadang harus mengganggu
jadwal sekolah, sebab disamping harus tidur merubah jadwal dari biasanya tentu akan memberi
pengaruh pada saat belajar esok harinya, sungguhpun demikian adanya tidak akan menyurutkan
niat pencarian dan sekolahpun tetap bisa berjalan, ketika libur peserta pencari
durian akan semakin ramai sehingga kesempatan untuk mendapatkan durian akan
semakin kecil, pada malam-malam sekolah peluang akan semakin besar karena yang
mencari akan berkurang.
Pencarian
durian kebanyakan dilakukan secara berkelompok-kelompok dimana tujuannya agar
ada teman bercerita selama menelusuri lokasi demi lokasi, jarak lokasi ke
lokasi lain kalau dilakukan sendiri suasana akan terasa suntuk dan sedikit
takut, maka diperlukan kawan untuk bercerita selama perjalanan menuju lokasi
pencarian, ketika pencarian dalam kelompok lebih dari dua orang biasanya akan
menambah semangat untuk mencari, karena sendau gurau, canda tawa dalam
perjalanan akan membuat lebih akrab dan suasana mengantukpun akan jadi hilang,
tapi tidak semua orang yang senang berkawan dalam pencarian tersebut ada juga
yang melakukan dengan sendiri.
Anak-anak
remaja tempo dulu di Koto Sentajo sering tidur di asrama sungguhpun rumah
mereka berada tidak jauh dari lingkungan asrama tersebut, namun sudah menjadi
kebiasaan tidur besama teman-teman seusia dikala itu. Asrama adalah rumah yang
sudah dikosongkan oleh penghuninya dimana didesa ini pada tahun 80 an ke
atas penduduk yang ada didesa ini mulai
berpindah ke tempat lain yaitu ke lokasi yang lebih layak menurut masing-masing
pribadi, ini dilakukan seiring bertambahnya jumlah penduduk didesa tersebut. Disamping
tidur di asrama anak-anak zaman itu juga sering menjadikan surau sebagai tempat
tidur.
Terkadang
mereka yang tidur di asrama mencapai 20 (dua puluh) orang, pada saat musim durian dari 20 orang tersebut biasanya tidak
semuanya yang ikut mencari durian karena berbagai perbedaan aktifitas pada keesokan
harinya. Dengan berkelompok-kelompok biasanya berangkat dari asrama, menuju
arah yang berbeda-beda setiap orang yang ikut mencari biasanya memiliki senter
sebagai penerang dalam pencarian durian.
Mencari durian ini banyak menyimpan
cerita yang terkadang sulit untuk dilupakan karena menghibur dan terkadang
menyedihkan, hal ini terjadi karena berbagai tingkah laku maupun
kejadiaan-kajadian unik selama proses
pencarian. Berbagai hal yang muncul ketika mencari durian ini merupakan suatu
yang lumrah terjadi, pohon demi pohon yang ada disekitaran desa Koto Sentajo
akan selalu ditelusuri demi mendapatkan buah durian tersebut, sebenarnya
menyeberang ke desa tetangga bisa juga tapi setiap desa berpenghuni tentu
aktifitasnya akan sama.
Setelah 1 atau 2 jam pencarian
apabila telah dapat beberapa buah durian biasanya kembali dulu ke asrama,
karena durian tersebut dikumpulkan dulu di asrama sebelum dibawah pulang
kerumah, ini dilakukan Jika duriannya tidak dibuka dijalanan, istrahat sejenak
di asrama sembelum pencarian kembali dilakukan, sambil
bercengkrama dengan menikmati rasa durian bersama-sama rekan-rekan menjadikan
suasana semakin menyenangkan, pada saat makan durian tentu ada rekan lain
diasrama tersebut ada yang tidur dan tidak dibangunkan, disinilah terkadang
terlihat tingkah laku yang kurang bersahabat, karena durian yang di buka sudah
habis dimakan jari yang masih ada sedikit isi durian biasanya disentuhkan
kemulut teman yang sedang tidur, apa yang terjadi? Teman yang sedang tidur tersebut
tentu merasakan dengan samar-samar rasa durian tersebut, saat itu para pencari
durian dengan sedikit kelelahan semakin terhibur dengan senyum tawa yang
terkadang menggelikan adanya.
Setelah melepas lelah beberapa saat dengan
berbagai canda tawa maka pencarian akan
kembali dilakukan, yang tinggal diasrama dalam keadaan masih tertidur akan
terus melanjutkan mimpinya, namun perlu diwaspadai jika seandainya ada durian
yang masih tersisa yang rencana esok harinya mau dibawah pulang kerumah, karna
bagaimana pun menyimpan durian adalah suatu hal yang sangat sulit karena baunya
sangat kuat apalagi berada dalam ruangan, pada kondisi seperti ini maka
biasanya para pencari yang akan malakukan pencarian lagi, harus menyimpan dengan rapi pembuka durian tersebut
yaitu parang, kenapa? yang masih tinggal
di asrama dalam keadaan tidur terkadang bangun, ketika bangun mereka akan
mencium bau durian, maka disaat itu mereka akan mencari bau tersebut berikut
parangnya, jika parang pun ditemukan maka meraka akan menikmati durian tersebut
dan tak akan peduli siapa pemiliknya. Karena beberapa orang yang masih tertidur
maka akan sulit menuduh siapa yang memakan durian yang ada diasrama tersebut.
Dalam
pencarianpun terkadang tidak terelakkan tidur dipelataran warung-warung yang
ada di sekitaran areal yang dilewati, ini dilakukan karena terlalu capek
sehingga dengan meluruskan kaki sambil berbaring melepas lelah tanpa ada niat
untuk tidur biasanya tanpa kita sadari bisa tertidur dengan pulas, pada saat tidur terkadang ada
kejadian-kajadian mengewakan, dimana disaat mau melepas lelah tersebut harus
hati-hati menenpatkan senter penerang, karena terkadang senter yang kita
gunakan hilang saat kita tertidur, hal ini sering terjadi kalau kita sembarang
tidur disaat musim durian, kadang senter
tersebut sudah terikat dengan kain sarung di pinggang namun berbagai
cara dilakukan oleh rekan-rekan yang sedikit jahil tersebut, ada yang ngambil
baterainya saja atau mentolnya dan bahkan senter itu sendiri. Ini biasanya
diketahui setelah kita terbangun dari tidur, seketika itulah kita tidak bisa
lagi untuk melanjutkan pencarian kerana tidak ada lagi penerang sebagai
pembantu pencarian tersebut.
Berbagai tingkah laku lain juga
terkadang muncul saat pencarian durian ini sebab terkadang pencarian tersebut untung-untungan,
kadang ada yang dapat kadang tidak, mujur kalau lagi rezeki baik dapatlah
durian terbawah pulang, namun terkadang tidak ada yang dapat, maka ada juga dilakukan
oleh orang-orang tertentu, misalnya dengan memanjat pohon durian atau menggundal. Manjat durian dimalam hari
sangat langkah dilakukan karena sangat beresiko, namun terkadang ada juga yang
melakukannya, ketika ada yang memanjat pohon durian ini bisanya mereka memakai
alat bantu kain sarung dan tali, dimana buah durian hasil panjatan biasanya
dibungkus dengan kain sarung dan diturunkan dengan menggunakan tali yang telah
disiapkan, sedangkan menggundal
biasanya dengan menggunakan potongan kayu. Buah hasil memanjat dan Menggundal tersebut terkadang sering
dijumpai yang mentah karena pengambilan dilakukan dengan paksa, sehingga tidak
bisa dan sangat sulit membedakan yang matang dan mentah, apalagi yang memanjat melakukan pencurian
maka ketenangan sangat jauh darinya.
Durian
yang dipanjat dan di gundal biasanya
melihat dulu siapa pemilik pohon durian tersebut, pohon durian yang dipanjat dan
digundal adalah durian dimana
pemiliknya tidak memberikan kesempatan kepada orang lain istilahnya bagi-bagi
rezeki, artinya bahwa pohon durian tersebut selalu ditunggu oleh pemiliknya
selama durian itu masih rorosan,
ketika ada saat pemiliknya tapico maka
pada kesempatan itulah pencari akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Agar tidak terjadi hal-hal tersebut biasanya banyak juga pemilik pohon durian,
memberikan waktu dan kesempatan kepada yang tidak memiliki dengan
memperbolehkan pencarian oleh orang lain dengan tidak selalu ma ngadang duriannya dimalam hari.
Bagi
pencari durian biasanya menyukai suasana dengan sedikit berangin, karena pada
saat beranginlah durian tersebut banyak yang akan gugur apalagi kalau diiringi hujan, maka dalam
suasana hujan ini biasanya persaingan akan berkurang dan peluang untuk mendapatkan
akan semakin besar, karena pada saat hujan turun biasanya sebagian orang lebih
memilih istrahat dan tertidur, apabila hujan masih berlangsung maka selama
itulah orang yang belum tidur akan selalu stand by menunggu hujan berhenti,
kemudian setelah hujan berhenti maka bergegaslah menelusuri pohon demi pohon
yang ada.
Silang
siur cahaya senter dimalam hari menjadikan sebagai pertanda banyaknya peserta
yang ikut mencari durian, ketika dibawah
pohon durian terlihat ada cahaya senter maka yang baru datang akan mengalah dan
berpindah ke lokasi lain, walaupun ada juga yang ikut mencari di tempat
tersebut karena rezeki adalah masing-masing, cahaya senter pencarilah sebagai
pedoman dalam melakukan aktifitas pencarian ini sehingga tidak saling berebut
satu sama lain, apabila cahaya senter terlihat dari kejauhan berarti ada yang
mencari disekitar lokasi tersebut. Ketika kita nantinya yang berada pada lokasi tersebut
maka teman yang lain pun akan selalu menghargai hal tersebut.
Seperti itulah kegiatan anak-anak
dan remaja di Koto Sentajo khususnya dan Kenegerian Sentajo pada umumnya ketika
musim durian tiba, kebersamaan dalam bersilahturahmi selalu tercipta dimalam
hari diantara teman sejawat yang ada pada masa itu. Sekarang tentu masih ada
masa pencarian durian namun pasti sudah jauh berbeda dengan tempo dulu, ini
dikarenakan oleh kemajuan zaman dan diiringi dengan peningkatan ekonomi
masyarakat.
Ket:
Ma
adang = Menunggu durian jatuh
Rorosan
= durian matang mulai jatuh
Gundal
= Lempar dengan pentungan kayu
Tapico = Tidak sempat
MenungguTulisan ini Pernah dipublikasikan sebelumnya di http://nafriandi-naf.blogspot.com/p/ketika-musim-durian-tiba.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar